Liputan6.com, Jakarta - Industri asuransi tanah air perlu segera melakukan penyesuaian di tengah gerusan digitalisasi. Melihat besarnya pasar e-commerce dan e-service, ini menjadi peluang bagi perusahaan asuransi untuk memperluas pasar mereka melalui kolaborasi.
“Saat ini kalau kita lihat dunia digital kita didominasi oleh e-commerce maupun e-services. Mereka ini adalah jangkar dalam ekosistem yang sebenarnya, oleh perusahaan asuransi bisa digunakan untuk menjangkau masyarakat yang lebih luas,” kata Chief of Partnership Distribution Officer PT Asuransi Allianz Indonesia, Bianto Surodjo dalam acara InfobankTalkNews Media Discussion dengan tema: "Peluang dan Tantangan Asuransi di Era Digital”, Kamis (30/7/2020).
Advertisement
Bianto menyebutkan, dalam usia belum genap 10 tahun, perusahaan rintisan tersebut mampu menjangkau hingga lebih dari 100 juta konsumen.
Sementara, perusahaan asuransi bahkan jika digabung dengan perbankan, belum tentu memiliki konsumen sebanyak itu. Meskipun telah berdiri lebih dari 10 tahun.
“Sehingga ekosistem asuransi jiwa, kalau kita ingin berkembang cepat kedepannya, harus memasukan perusahaan e-commerce dan e- service ini ke dalam ekosistem, yang sekarang saya lihat beberapa perusahaan ada yang sudah memulai,” ujar Bianto.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Terintegrasi
Sementara itu, untuk proses onboarding juga harus terintegrasi. Sebab, nasabah akan memerlukan proses yang murah dan memudahkan mereka. Juga mempertimbangkan masyarakat yang lebih luas sebagai konsumen, dna tidak berfokus pada masyarakat menengah ke atas.
“Ini bukan produk yang sederhana, maka ini nantinya perlu membuat onboarding ini mudah, termasuk pembayarannya menjadi sesuatu yang terintegrasi,” sebut dia.
Advertisement