Liputan6.com, Jakarta - Adopsi ragam kegiatan baru selama pandemi nyatanya memengaruhi sendi lain kehidupan. Salah satu yang sebenarnya tampak, namun jarang disadari, adalah pemilihan busana sehari-hari.
Bila biasanya fokus pada lifestyle fashion untuk beraktivitas di luar rumah, sekarang dengan kebanyakan waktu dihabiskan di dalam ruang, kebutuhannya pun berubah. Fenomena inilah yang dilihat Founder Jika Official, Boja, dan MakanMakandiRumah, Kinsky Bunyamin.
"Di kondisi ini, aku harus menempatkan diri di sisi konsumen. Beberapa bulan ini pun aku tidak beli baju lifestyle, tapi lebih ke comfortable wear," katanya dalam konferensi pers daring Shopee Basha Market LIVE, Rabu, 29 Juli 2020.
Baca Juga
Advertisement
Karenanya, ia dan tim sengaja menunda perilisan koleksi baru, lalu fokus pada jenis busana rumahan. Adaptasi dan peka pada kebutuhan sosial dinilai sebagai salah satu cara bertahan menjalankan bisnis di masa pandemi.
Baru dijalani selama empat bulan, Kinsky mengaku belum bisa memprediksi sampai kapan kebutuhan busana rumahan ini muncul. "Tapi, menurutku, at least sampai tahun depan (comfortable wear) masih banget," imbuhnya.
Perkiraan ini diambil mengingat pandemi masih terus berlangsung dan belum tahu bakal sampai kapan. Sebagian orang pun tetap membatasi kegiatan di luar ruang, sehingga permintaan akan busana rumahan tetap ada.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Bedanya dengan Lifestyle Fashion?
Menurut Kinsky, sebelum pandemi, busana rumahan sebenarnya sudah punya pasar tersendiri. Namun, dengan anjuran untuk sesering mungkin tetap di rumah, desain busana ini makin kreatif.
"Kemudian muncul yang tak selalu dalam format piyama. Jadi, bedanya (dengan lifestyle fashion) lebih ke bahan yang nyaman untuk dipakai sehari-hari," ucapnya.
Ia mengatakan, tren busana tertentu sangat bergantung pada kebiasaan publik. Jadi, pandemi merupakan waktu untuk tetap kreatif, berinovasi, sembari terus belajar model bisnis baru yang menunjang kondisi sekarang.
Advertisement