Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj memiliki kenangan terakhir tentang almarhum adik bungsu KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), KH Hasyim Wahid (Gus Im).
Kenangan itu terjadi pada 2010, ketika itu Said Aqil akan maju pemilihan Ketua Umum PBNU pada Muktamar Ke-32 NU di Makassar.
Advertisement
"Beliau menasihati saya panjang lebar, saya tidak menyangka karena Gus Sholah (Salahuddin Wahid) kan juga maju. Cuma kok saya yang dinasihati panjang lebar?," kata Said Aqil di Ciganjur, Jakarta Selatan, Sabtu, 1 Agustus 2020 siang.
Keheranan Said Aqil muncul karena saat Muktamar NU itu, Said bersaing dengan kakak kandung Gus Im, yakni Gus Sholah. Tapi yang kelihatan dinasihati Gus Im malah dirinya, bukan sang kakak.
"Saya waktu itu maju dengan Gus Sholah, Gus Sholah kan kakak beliau (Gus Im). Tahun 2010 itu," kata Said Aqil seperti dikutip dari Antara.
Said Aqil mengaku setelah itu, sudah lama sekali tidak berkomunikasi dengan Gus Im.
"Sudah lama, lama sekali ya. Ya itu, begitu menang dari Makassar tahun 2010," kata Said Aqil.
Gus Im akan dimakamkan di kompleks makam keluarga Pondok Pesantren Denanyar, Jombang, Jawa Timur.
Jenazah diberangkatkan dengan mobil jenazah dari rumah kerabat di Ciganjur, Jakarta Selatan pukul 11.11 WIB usai salat Dhuhur.
Mobil jenazah diberangkatkan menuju Ponpes Denanyar Jombang, Jawa Timur (Jatim) menggunakan jalur darat.
Jenazah diperkirakan tiba di Denanyar, Jombang pukul 21.00 WIB.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Meninggal Dunia Sabtu Pagi
KH Hasyim Wahid, adik bungsu Presiden ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) meninggal dunia, Sabtu, pukul 04.18 WIB di RS Mayapada, Jakarta.
Kabar duka itu diumumkan keponakannya, Irfan Wahid, putra KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah), dalam cuitannya di akun twitternya @ipangwahid.
Menurut Irfan, jenazah KH Hasyim Wahid akan disemayamkan di rumah duka di Ciganjur, Jakarta Selatan dan selanjutnya dimakamkan di Denanyar, Jombang, Jawa Timur.
KH Hasyim Wahid merupakan putra bungsu pasangan pahlawan nasional KH Abdul Wahid Hasyim dan Nyai Solichah.
Advertisement