Antisipasi Krisis Pangan, TNI-Polri Manfaatkan Lahan Tidur di Kota Tangerang

Dalam pemanfaatan lahan seluas 11 hektare tersebut, TNI-Polri melakukan penanaman bibit rempah-rempah, seperti, lengkuas dan jahe.

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 01 Agu 2020, 20:57 WIB
TNI bersama Polri menggelar kegiatan Gerakan Ketahanan Pangan dengan memanfaatkan lahan tidur di Tangerang. (Foto:Liputan6/ Pramita Tristiawati)

Liputan6.com, Tangerang - Memanfaatkan lahan tidur di Kota Tangerang, TNI bersama Polri menggelar kegiatan Gerakan Ketahanan Pangan di kawasan Banksasuci, Penunggangan Barat, Cibodas, Kota Tangerang, Sabtu (1/8/2020). 

Pemanfaatan lahan tidur tersebut untuk mengantisipasi krisis ketahanan pangan di tengah pandemi Virus Corona atau Covid-19.

"Seperti diketahui bahwa pandemi Covid-19 ini mungkin belum selesai selama dua atau tiga tahun mendatang. Bahkan FAO atau Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia sudah mengingatkan pula jika dunia akan mengalami krisis pangan," tutur Ketua Akabri 89' Mayjen TNI Rudianto, Sabtu (1/8/2020). 

Selain itu, dia juga menuturkan bahwa pihaknya ikut mengambil bagian mendukung program pemerintah dalam rangka Indonesia Tumbuh , Berdaya dan Bekerja.

Dalam pemanfaatan lahan seluas 11 hektare tersebut, TNI-Polri melakukan penanaman bibit rempah-rempah, seperti, lengkuas dan jahe. Lalu, menebar benih ikan, seperti mujaer dan nila, serta budidaya perkebunan.

Pasalnya, Banksasuci sendiri adalah lahan pemanfaatan aliran Sungai Cisadane. Kemudian, di seberangnya atau dipisahkan aliran sungai, terdapat pulau yang awalnya seperti hutan. Lahan itulah yang dimanfaatkan untuk menjadikan perkebunan. 

"Langkah kita dengan membantu atau berkontribusi kepada pemerintah tentunya diharapkan mampu menjaga pangan bagi masyarakat," ujarnya.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Bantuan Paket Sembako

Selain itu, pihaknya juga memberikan bantuan 2.000 paket sembako di wilayah Tangerang, yang dikhususkan untuk masyarakat terdampak Covid-19.

Seperti masyarakat yang terkena PHK, petugas tempat ibadah, kaum dhu’afa, santri pondok pesantren, anak yatim, tukang ojek, dan penyandang disabilitas.

"Kami juga berharap agar kegiatan atau aksi kami ini bisa meringankan beban ekonomi masyarakat," ujarnya. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya