Liputan6.com, Aceh - Sejumlah tenaga medis positif COVID-19 yang dirawat di RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh dipindahkan ke asrama haji setempat sebagai ruang isolasi mandiri, seiring dengan jumlah kasus virus itu di Aceh meningkat drastis.
Direktur RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh dr Azharuddin mengatakan, pasien positif COVID-19 yang dipindahkan ke asrama haji tersebut, khusus mereka yang berstatus tenaga medis, tidak untuk masyarakat umum.
"Tempatnya (asrama haji, red.) digunakan untuk tenaga medis, paramedis, dan tenaga kesehatan lainnya dari RSUDZA yang begitu banyak positif dan yang tidak bergejala atau gejala ringan, jadi asrama haji sementara digunakan untuk itu," katanya di Banda Aceh, Sabtu (1/8/2020).
Baca Juga
Advertisement
Ia mengatakan, ruang respiratory intensive care unit (RICU) dan ruang isolasi pinere di RSUD Zainoel Abidin difokuskan penggunaannya untuk menampung pasien rujukan dari kabupaten/kota di seluruh Aceh.
Ia mengatakan, apabila masih juga tidak tertampung maka sesuai dengan surat edaran Gubernur Aceh bahwa seluruh pemerintah kabupaten/kota untuk menambahkan kapasitas jumlah bed isolasi COVID-19 di setiap rumah sakit rujukan.
"Maka yang positif dan tidak bergejala tidak lagi dirujuk ke RSUDZA, jadi RSUDZA lebih baik merawat yang bergejala dengan gradasi sedang dan berat-berat saja," katanya dilansir Antara.
Dia menjelaskan, segala keputusan terhadap penanggulangan COVID-19 sebagai dinamis, dengan melihat perkembangan kasus seiring berjalannya waktu, dengan selalu siap semua perencanaan menangani COVID-19.
Azharuddin menyebut 29 orang tenaga kesehatan di RSUD Zainoel Abidin yang terpapar COVID-19 serta 36 warga lainnya yang positif dan sedang mendapatkan perawatan di rumah sakit setempat.
Ia mengatakan saat ini asrama haji tidak bisa digunakan bagi masyarakat, karena warga biasa yang positif harus lebih intensif perawatannya dibandingkan dengan tenaga medis yang relatif lebih paham dalam merawat diri sendiri.
"Asrama haji saat ini tidak mungkin untuk merawat pasien dari masyarakat yang positif COVID-19, karena belum tersedia pendukung Iain, seperti alat-alat medis dan logistik standar lainnya," ujarnya.