Liputan6.com, Bangkok - Karakter hamster dari kartun Jepang, Hamtaro, diadopsi oleh gerakan pro demokrasi pelajar Thailand yang baru muncul sebagai cara kreatif mereka untuk mendapatkan dukungan dari kaum muda di seluruh negeri.
Dalam dua pekan terakhir, siswa-siswa universitas dan sekolah menengah di negara tersebut telah melakukan unjuk rasa hampir setiap harinya untuk menuntut pembubaran parlemen, diakhirinya pelecehan terhadap kritik pemerintah, dan amandemen terhadap konstitusi tertulis militer yang menurut para kritikus membantu menjaga pengaruh tentara terhadap politik.
Advertisement
Dikutip dari Channel News Asia, Minggu (2/8/2020), selama sepekan terakhir ini, ada tiga aksi protes yang bertemakan "Hamtaro," yang digelar oleh para pengunjuk rasa.
Sambil menyanyikan versi modifikasi dari jingle kartun, para demonstran dilaporkan tampak berlari di sekitar tempat-tempat umum dalam lingkaran, seperti roda hamster.
Selain itu, para demonstran juga menyebutkan bahwa pemerintah senang berpesta dengan uang pembayar pajak dan menuntut Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha membubarkan parlemen.
Seorang aktivis mahasiswa dari kelompok yang disebut New Life Network, Pumiwat Rangkasiwit (20 tahun), menuturkan, "Kartun Hamtaro adalah apa yang ditampilkan di televisi setiap pagi, jadi itu berhubungan dengan kita dengan mudah."
Sementara itu, perusahaan penerbitan Jepang, yang memiliki lisensi untuk Hamtaro, yaitu Shogakukan, enggan untuk memberikan komentar terkait penggunaan karakter kartun tersebut dalam protes yang berlangsung di Thailand ketika dihubungi oleh Reuters.
Saksikan Video Berikut Ini:
Berencana Gunakan Tema Karakter Kartun Lainnya
Berdasarkan postingan yang dibagikan oleh Reuters via Twitter, tampak salah satu seorang demonstran muda yang tengah mengikuti demo dengan membawa boneka karakter Hamtaro tersebut.
Para pemimpin mengatakan kepada Reuters bahwa kelompok mahasiswa telah menggunakan media sosial untuk menemukan cara baru untuk protes, melalui tagar #Ideaformob.
Selain itu, para demonstran muda tersebut juga berencana menggunakan tema lain untuk protes, yang salah satunta adalah karakter kartun Jepang Naruto, bahkan hingga Harry Potter.
Presiden Serikat Mahasiswa Thailand, Jutatip Sirikhan (21 tahun) mengatakan, "Orang-orang muda tumbuh dengan karakter budaya populer ini dan mereka membantu menambah dimensi baru pada gerakan kami, menjadikannya mudah dan mudah untuk berkomunikasi dengan orang-orang muda."
Selain itu, Chutimon Kritsanapanee (21 tahun), dari Universitas Kasetsart di Bangkok juga mengatakan, "Beberapa orang mungkin tidak dapat berhubungan langsung dengan tema itu tetapi yang utama adalah kami ingin memberi tahu orang lain tentang kegagalan pemerintah melalui hal ini."
Advertisement