UEA Mulai Operasikan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Pertama di Jazirah Arab

Bagi Uni Emirat Arab, Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Barakah bukan hanya sebagai pembangkit listrik, tapi juga menjadi stimulus sosial, pendidikan, dan ekonomi.

oleh Tira Santia diperbarui 03 Agu 2020, 05:01 WIB
Reaktor nuklir Barakah, Uni Emirat Arab, Unit 1 dan 2 (credit: Barakah Nuclear Power Plant / AFP PHOTO)

Liputan6.com, Jakarta - Setelah sukses meluncurkan misi ruang angkasa ke Planet Mars pada Senin 20 Juli 2020, Uni Emirat Arab atau UEA kembali membuat gebrakan. Kini, UEA mulai mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir atau PLTN Barakah.

PLTN ini pertama di Jazirah Arab dan ke-33 di dunia. Pembangkit ini terletak di Abu Dhabi.

Proyek reaktor nuklir ini dibangun melalui kerja sama dengan Korea Electric Power Corporation (KEPCO), BUMN dari Korea Selatan. UEA menjadi negara satu-satunya yang telah membeli reaktor KEPCO.

Mengutip keterangan tertulis Emirates Nuclear Energy Corporation, Minggu 2 Agustus 2020, Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Barakah adalah proyek bersejarah yang meningkatkan peran utama UEA dalam transisi energi bersih global.

PLTN Barakah akan memiliki 4 reaktor dengan total kapasitas 5.600 megawatt. Ketika beroperasi penuh, pembangkit listrik bertenaga nuklir ini akan memenuhi hingga 25 persen dari permintaan listrik nasional.

Kehadiran Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Barakah itu juga mencegah pelepasan 21 juta ton emisi karbon setiap tahun. Ini setara dengan menghilangkan 3,2 juta kendaraan yang menghasilkan polusi udara.

Awalnya, proyek pembangunan reaktor pertama ini akan dibuka pada 2017. Namun, proyek tersebut mengalami penundaan beberapa kali.

 

Video Pilihan


Energi Damai

Reaktor nuklir Barakah, Uni Emirat Arab, Unit 1 dan 2.

UEA melalui Emirates Nuclear Energy Corporation (ENEC) telah mengembangkan Program Energi Nuklir Damai sesuai dengan standar internasional tertinggi untuk keselamatan, keamanan, transparansi, dan non-proliferasi nuklir.

ENEC memberikan Kontrak Perdana untuk pembangunan pembangkit listrik Barakah kepada KEPCO pada 2009. Kontrak tersebut USD 20 miliar. KEPCO sendiri memiliki lebih dari 40 tahun pengalaman dan keahlian dalam membangun dan mengoperasikan pembangkit energi nuklir.

PLTN Barakah bukan hanya menjadi pembangkit listrik saja, tapi juga menjadi stimulus sosial, pendidikan, dan ekonomi.


Kembangkan Bidang Baru

Uni Emirat Arab (UEA) telah merilis izin operasi untuk reaktor nuklir pertamanya, yang diberi nama Barakah. (Foto: Emirates Nuclear Energy Corporation)

Sejak pengembangannya, Program UEA, melalui pengembangan ENEC dan Otoritas Federal untuk Peraturan Nuklir (FANR) telah berkontribusi pada kemampuan UEA untuk bekerja di beberapa bidang baru. Misalnya, kedokteran nuklir, program luar angkasa, dan teknik nuklir.

PLTN Barakah adalah contoh dari kemampuan negara dalam mengembangkan proyek internasional berskala besar yang aman terlepas dari pandemi Covid-19 saat ini.


Listrik Bersih

Uni Emirat Arab (UEA) telah merilis izin operasi untuk reaktor nuklir pertamanya, yang diberi nama Barakah. (Foto: Emirates Nuclear Energy Corporation)

Reaktor unit pertama telah berhasil beroperasi awal bulan ini. Ini menjadi langkah penting dalam menghasilkan listrik bersih menggunakan energi nuklir di UEA untuk pertama kali dalam sejarahnya.

Sementara, konstruksi reaktor unit kedua sudah selesai dan sedang menjalani persiapan operasionalnya. Penyelesaian konstruksi keseluruhan dari pembangunan empat pembangkit listrik itu akan mencapai 94 persen pada Mei 2020.

Teknologi energi nuklir yang dikembangkan pada reaktor pembangkit listrik Barakah, yakni uranium ditambang, lalu diproses dan dibuat menjadi pelet kecil seukuran kuku orang dewasa. Setiap pelet uranium mengandung jumlah energi yang sama dengan satu ton batubara dan 474 liter minyak mentah.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya