Sandiaga: Resesi Makin Dekat Kalau Covid-19 Tak Bisa Ditekan

Sandi melihat resesi ini bakal terjadi karena telah terjadi penurunan ekonomi Indonesia dalam dua triwulan secara berturut-berturut yang berdampak pada sisi produksi atau suplai.

oleh Yusron Fahmi diperbarui 03 Agu 2020, 08:17 WIB
Sandiaga Uno membagikan 4.600 APD ke RS Sulianto Saroso. (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Uno memprediksi perekonomian Indonesia akan memasuki resesi ekonomi. Itu terjadi karena adanya penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan wabah covid-19.

"Resesi sebentar lagi masuk ke Indonesia. Tanggal 5 Agustus akan ada pengumumannya. Ancaman resesi akan semakin nyata jika peningkatan jumlah kasus baru covid-19 tak bisa ditekan,” kata Sandiaga Uno di Jakarta, Minggu (2/8/2020).

Sandiaga melihat resesi ini bakal terjadi karena telah terjadi penurunan ekonomi Indonesia dalam dua triwulan secara berturut-berturut yang berdampak pada sisi produksi atau suplai.

"Ini yang sangat terdampak dengan adanya PSBB, dengan adanya Covid-19 sisi produksinya ini sangat terganggu. Jadi supply side ini semua terganggu karena Covid-19 akhirnya kita akan melihat permintaan menurun dan produksi menurun," jelasnya.

Mantan Wagub DKI ini menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II bakal mengalami kontraksi cukup parah. Kontraksi itu, kata Sandi, mencapai minus 6 persen, lebih tinggi dari ramalan pemerintah.

"Di kuartal II 2020 ini, saya prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia berpotensi besar mengalami kontraksi. Bahkan hingga minus 6 persen jika sektor konsumsi belum pulih karena pelemahan daya beli masyarakat," ujar Sandiaga.


Mudahkan UMKM

Sandiaga menyarankan, pemerintah harus mempercepat realisasi program pemulihan ekonomi nasional (PEN) demi mengurangi dampak dari resesi. Terutama realisasi anggaran kesehatan, bantuan sosial, serta insentif untuk UMKM.

"Kita sudah hampir bisa memastikan masuk resesi bahwa kita tetaplah tenang tunggu keadaan mereda sisi supply dan sisi demand sedikit bisa pulih baru kita kembali menyikapi dengan inovasi. Berikan UMKM kemudahan untuk melakukan adaptasi ke digitalisasi dan juga berikan mereka fasilitas ke likuiditas," sarannya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya