Jokowi: Indonesia Butuh 9 Juta Talenta Digital untuk 15 Tahun ke Depan

Jokowi menekankan pentingnya sumber daya manusia (SDM) untuk mempercepat transformasi digital di Tanah Air.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 03 Agu 2020, 17:35 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan arahan ketika memimpin Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta, Kamis (3/10/2019). Topik Sidang Kabinet Paripurna tersebut yakni Evaluasi Pelaksanaan RPJMN 2014-2019 dan Persiapan Implementasi APBN 2020. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo atau Jokowi menekankan pentingnya sumber daya manusia (SDM) untuk mempercepat transformasi digital di tanah air. Untuk mencapainya, kata dia, Indonesia setidaknya membutuhkan 9 juta talenta digital untuk 15 tahun ke depan.

"Ini penting sekali untuk melakukan transformasi digital, negara kita membutuhkan talenta digital sebanyak kurang lebih 9 juta orang untuk 15 tahun ke depan," kata Jokowi dalam rapat terbatas, Senin (3/8/2020).

Jokowi mengatakan berdasarkan survei lembaga IMD World Digital Competitiveness pada 2019, Indonesia masih di peringkat 56 dari 63 negara dalam hal transformasi digital. Posisi Indonesia masih jauh dibawah negara-negara ASEAN lainnya.

"Memang kita di bawah sekali lebih rendah dibandingkan dengan beberapa negara tetangga kita di ASEAN, misalnya Thailand di posisi 40, Malaysia di posisi 26, Singapura di posisi nomor 2," tuturnya.

Oleh sebab itu, Jokowi menilai dibutuhkan talenta-talenta digital untuk mempercepat transformasi digital di berbagai sektor. Terlebih, kondisi pandemi Covid-19 dinilai dapat dijadikan batu loncatan untuk mewujudkan transformasi digital.

"Ini perlu betul-betul sebuah persiapan untuk kurang lebih 600 ribu (talenta digital) per tahun. Sehingga kita bisa membangun sebuah ekosistem yang baik bagi tumbuhnya talenta-talenta digital kita," ujar dia.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Perubahan Perilaku Sejak Pandemi

Menurut dia, terjadi perubahan perilaku manusia sejak pandemi Covid-19 melanda dunia. Di mana, masyarakat kini lebih mengandalkan digitalisasi baik untuk bekerja, belajar, maupun beraktivitas.

"Karena di masa pandemi maupun next pandemic mengubah secara struktural, cara kerja, cara beraktivitas, cara berkonsumsi, cara belajar, cara bertransaksi yang sebelumnya offline dengan kontak fisik menjadi lebih banyak ke online dan digital," jelas Jokowi.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya