Nyaris 900 Ribu Data Pribadi Pengguna KreditPlus Diduga Bocor di Internet

Berdasarkan laporan terbaru, data pribadi pengguna KreditPlus dilaporkan telah dijual di forum underground.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 03 Agu 2020, 21:35 WIB
Ilustrasi Hacker (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta - Kasus dugaan kebocoran data yang melibatkan platform digital di Indonesia kembali terjadi. Kali ini, kasus ini melibatkan layanan peminjaman online KreditPlus.

Informasi ini pertama kali diunggah oleh akun Twitter Teguh Aprianto. Seperti dikutip dari akun dengan nama @secgron, Senin (3/8/2020), ada sekitar 896 ribu data pengguna KreditPlus yang bocor dan dijual di forum underground.

Adapun data tersebut meliputi nama, KTP, email, password, alamat, nomor HP, data pekerjaan, dan data keluarga penjamin. Tekno Liputan6.com sempat mencoba menghubungi Teguh soal temuan ini, tapi belum ada tanggapan.

Sebagai informasi, temuan kebocoran data ini sempat diungkap oleh salah satu perusahaan keamanan siber, Cyble, pada Juni 2020. Lalu, situs Cyberthreat.id juga sempat memberitakan perihal temuan ini.


KreditPlus Belum Berikan Tanggapan

Pelanggan mengecek website tokopedia di Tangerang, Senin (4/5/2020). Tokopedia baru saja diserang hacker, yang mana menyebabkan data kredensial sekitar 91 juta akun pengguna dan 7 juta akun merchant bocor. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dalam keterangan dari situs Raidforum tempat data ini ditawarkan, akun yang menawarkannya diketahui sudah memiliki reputasi yang cukup baik. Hal itu ditunjukkan dengan titelnya sebagai GOD.

Hingga berita ini rilis, pihak KreditPlus sendiri belum memberikan tanggapan. Sebagai informasi, KreditPlus merupakan salah satu penyedia layanan keuangan digital di Indonesia.


Hacker Klaim Jual 1,2 Juta Data Pengguna Bhinneka.com

Hacker Klaim Jual 1,2 Juta Data Pengguna Bhinneka.com. Dok: zdnet.com

Sebelumnya, kelompok hacker bernama ShinyHunters, mengklaim telah menjual 1,2 juta data pengguna Bhinneka.com di dark web.

Selain Bhinneka.com, mereka mengaku memiliki data pengguna dari 10 perusahaan digital, yang totalnya mencapai 73,2 juta data pengguna.

Diwartakan ZDNet, Minggu (10/5/2020), keseluruhan data pengguna itu dijual di dark web untuk produk-produk ilegal dengan harga USD 18.000 atau sekitar Rp 266 juta.

Sementara itu, 1,2 juta data pengguna Bhinneka dibanderol dengan harga USD 1.200 atau sekitar Rp 17, 8 juta.

Kelompok hacker itu bahkan telah membagikan sampel dari beberapa database yang dicuri, yang telah diverifikasi oleh ZDNet untuk memasukkan catatan pengguna yang sah--untuk sampel di mana rincian pengguna diberikan.

(Dam/Isk)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya