Senyum Santri Ujung Barat Banyumas di Tengah Pandemi

Kondisi Madrasah Miftahul Huda I, Cingebul, Lumbir, Banyumas, yang memprihatinkan itu rupanya terkabar hingga Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Purwokerto

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Agu 2020, 11:27 WIB
Perwakilan BI Purwokerto menyerahkan bantuan material secara simbolis kepada Kepala Madrasah Miftahul Huda I, Cingebul, Lumbir, Banyumas. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Banyumas - Matanya terbelalak, berbinar gembira. Siang itu, Ara bersama salah satu kawannya bersepeda ke madrasah di mana ia mengaji, sebelum diliburkan nyaris lima bulan akibat wabah Covid-19.

Madrasahnya mendadak ramai. Ada tamu-tamu yang tak dikenalnya. Sementara, sebuah truk bermuatan penuh membongkar material bangunan di halaman. Material itu adalah bantuan dari Bank Indonesia (BI).

Sepertinya, bocah perempuan cilik itu tak paham benar dengan kesibukan yang terjadi di madrasahnya siang itu. Tetapi, benak kecilnya memahami, gedung kelas sedang diperbaiki.

Nama panjang Ara adalah Racita Naraiswara Balasie. Dia adalah salah satu santriwati dari ratusan lainnya di Madrasah Diniyah Miftahul Huda I, Cingebul, Lumbir, Banyumas, itu.

Barangkali ia adalah salah satu santri yang paling gembira, sekaligus lega. Pasalnya, sebelum diliburkan mulai Maret 2020, Ara punya pengalaman buruk nyaris tertimpa tembok yang ambrol. Runtuhan tembok itu nyaris saja mencelakainya.

“Ara duduk di kursi paling belakang. Temboknya ambrol,” kata Roikhatul Jannah, salah satu ustadzah di Madrasah Diniyah Miftahul Huda I, kala itu.

Rencana perbaikan pun mulai dibicarakan pada Februari 2020. Diputuskan, renovasi total akan dilakukan saat libur panjang. Sulit kiranya merenovasi kelas saat seluruh santri yang berjumlah 120 anak itu masuk.

Mendadak semuanya buyar. Pandemi Covid-19 menyebabkan rencana renovasi madrasah yang mulai dirancang berantakan. Perbaikan urung dilakukan.

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:


Bantuan Kantor Perwakilan BI Purwokerto

Seorang pekerja tengah membuat kusen sekat kelas Madrasah Diniyah I Cingebul, Lumbir, Banyumas yang sudah rusak dan lapuk. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Lantas, gedung madrasah diserahkan kepada angin, kosong tiga bulan. Selama tiga bulan itu, kondisi gedung semain rusak, konon lantaran tak dihuni. Sebagian orang memang meyakini, gedung atau rumah yang tak ditempati bakal cepat rusak.

Menimbang kondisi itu, greget renovasi kembali menguat meski di tengah pandemi. Targetnya, panitia pembangunan akan merenovasi tembok, mengganti plafon, dan memperkuat pondasi madrasah yang mulai bergeser dan menyebabkan tembok terus retak.

Tak diduga, meski dalam kondisi sulit, dukungan wali santri dan masyarakat begitu besar. Mereka membantu berupa material, uang, makanan, hingga tenaga. Namun, ada pula yang hanya bisa berdoa, lantaran benar-benar terdampak Covid-19 yang memang memukul nyaris semua sektor.

“Perbaikan tahap pertama yang terpenting anak-anak aman saat masuk kelas nanti,” ucap Ketua Pengurus Madrasah Diniyah Miftahul Huda, Muhamad Ridlo.

Tak hanya wali dan masyarakat setempat, dukungan renovasi itu juga datang dari perantauan, kawan, dan orang-orang baik hati dari pelosok negeri. Mereka peduli dengan madrasah di masa pandemi.

Kondisi Madrasah Miftahul Huda I, Cingebul, Lumbir, Banyumas, yang memprihatinkan itu rupanya terkabar hingga Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Purwokerto. Angin sejuk berembus tatkala BI mengirimkan petugasnya untuk menyurvei kondisi madrasah, pada 13 Juli 2020. Ada semburat harapan agar renovasi itu lebih lebih cepat dan mudah dilakukan.

Benar saja, pada Senin, 3 Agustus 2020, atau sekitar tiga pekan setelah tahapan renovasi dimulai, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto mulai mengirimkan bantuan material, berupa material untuk perbaikan plafon dan tembok.

“Ini adalah bentuk komitmen Bank Indonesia untuk membantu pengembangan lembaga pendidikan,” kata Manajer Unit Pengembangan Ekonomi Kantor Perwakilan BI Purwokerto, Kunto Hari Wibowo.

 


Dukungan BI Purwokerto untuk Pengembangan Pendidikan

Ilustrasi – Santri TPQ di Kalikudi, Cilacap (Foto tidak ada kaitan dengan berita). (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Kunto mengatakan, melalui Program Sosial Bank Sosial Indonesia (PSBI), pihak BI mendukung pengembangan pendidikan formal maupun nonformal. Dan itu merupakan corporate social responsibility (CSR) Bank Indonesia di dunia pendidikan.

Selain bantuan berupa bahan bangunan, Bank Indonesia juga concern terhadap pengembangan kapasitas atau nonfisik. Misalnya, bantuan perpustakaan, keterampilan, pengembangan ekonomi dan lain sebagainya. BI Purwokerto mendampingi puluhan sekolah dan pesantren di area Banyumas raya.

BI juga mendukung kemandirian lembaga pendidikan. Di Pondok Pesantren Rubat Mbalong, Cilacap, misalnya, BI mendukung pertanian terpadu (integrated farm), peternakan sapi, pengembangan UMKM, hingga produksi Mocaf.

Begitu pula dengan di Ponpes Al Ihya ‘Ulumudin, di mana BI mendampingi dan mendukung pengembangan ekonomi dan pemanfaatan sampah. Ada pula Ponpes Nurul Huda dan Ponpes Zam-Zam, Banyumas, yang didampingi dalam pengelolaan sampah.

“Kalau list dukungan kita banyak. Tapi yang jelas kita mendukung pengembangan lembaga pendidikan sesuai dengan kondisi di sekitar lembaga pendidikan, apa yang menjadi program dan kebutuhannya,” dia menjelaskan.

Pada masa pandemi ini, BI juga membantu pengadaan peralatan pencegahan pencegahan Covid-19 di lembaga pendidikan, baik sekolah maupun pesantren. Misalnya, masker, alat semprot, disinfektan, tempat cuci tangan atau wastafel, sabun dan lain sebagainya.

“Kami berharap agar bantuan yang diberikan BI bisa bermanfaat untuk masyarakat,” ucap Kunto.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya