Ancam Bom Pusat Bisnis Ukraina, Pria Uzbekistan Dibekuk Polisi

Anton Gerashchenko, wakil menteri dalam negeri Ukraina, mengatakan bahwa pria Uzbekistan yang mengancam pusat bisnis Ukraina memiliki masalah mental.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 04 Agu 2020, 09:35 WIB
Ilustrasi Polisi Inggris (AFP)

Liputan6.com, Kyiv - Seorang pria ditangkap setelah berupaya menyandera satu orang dan mengancam akan meledakkan bom di sebuah pusat bisnis di ibu kota Ukraina, Kyiv.

Dikutip dari laman The Telegraph, Selasa (4/8/2020), pria itu diidentifikasi sebagai warga negara Uzbekistan berusia 32 tahun bernama Sukhrob Karimov.

Kala itu, ia berjalan ke sebuah bank di pusat bisnis kota Kyiv sekitar tengah hari pada Senin, 3 Agustus 2020 sambil membawa ransel.

Setelah memberi tahu manajer bank bahwa ia memiliki bom, semua pelanggan dan staf kabur sementara manajer bank mengajukan diri untuk tinggal bersama Karimov.

Anton Gerashchenko, wakil menteri dalam negeri Ukraina, mengatakan bahwa Karimov memiliki masalah mental tetapi belum memiliki masalah dengan hukum sejak ia pindah ke Ukraina lima tahun sebelumnya.

"Sukhrob Karimov merupakan warga Uzbekistan. Ia memiliki masalah mental," kata para pejabat.

Karimov tidak datang dengan tuntutan apa pun tetapi ia diminta untuk berbicara di TV secara langsung. Sekitar dua jam setelah ia menyandera manajer bank, beberapa wartawan diizinkan masuk untuk mengabadikan gambarnya.

Pria itu membuka 'pidatonya' dengan memperkenalkan dirinya sebagai "Roh Kudus" dan mengatakan bahwa dia tidak setuju dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy dan tidak senang dengan kebijakannya.

 

Simak video pilihan berikut:


Tanggapan Manager Bank yang Disandera

Ilustrasi polisi. (iStockphoto)

Beberapa saat kemudian, petugas pasukan khusus dan bergegas menangkap Karimov. Pasukan pelacak bom langsung memeriksa tempat itu pada Senin sore setelah Karimov ditangkap, kata Layanan Keamanan Ukraina.

"Penyandera kini menghadapi persidangan dan ancaman hukuman penjara yang panjang," menurut Gerashchenko.

Natalya Chuchupak, manajer bank mengatakan kepada wartawan setelah pembebasannya bahwa Karimov mendatanginya dan mengatakan kepadanya bahwa dia punya bom.

"Kupikir itu lelucon," katanya.

Ditanya oleh wartawan mengapa dia tampak begitu tenang setelah menghabiskan dua jam sebagai sandera tunggal, Chuchupak malah tersenyum.

"Aku punya pekerjaan yang sangat menegangkan."

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya