WHO: Belum Ada Solusi Instan untuk Mengatasi COVID-19

Jalan untuk bisa kembali ke normal yang seperti dahulu sebelum ada pandemi COVID-19 nampaknya masih panjang.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 04 Agu 2020, 14:00 WIB
Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus berbicara tentang penanganan COVID-19. (Liputan6/AFP)

Liputan6.com, Jakarta Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) menyampaikan bahwa mungkin tidak ada solusi ajaib atau instan untuk menangani COVID-19. Dan, jalan untuk bisa kembali ke kondisi normal seperti dahulu kala nampaknya masih panjang.

Memang, harapan kuat untuk bisa mengontrol COVID-19 masih ada dari kehadiran vaksin. Namun, hingga saat ini belum ditemukan vaksin untuk menangkal virus SARS-CoV-2.

"Beberapa vaksin ini jalani uji klinis fase III dan kita berharap ada vaksin yang efektif untuk mencegah masyarakat terinfeksi COVID-19," kata Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom dalam virtual briefing di Jenewa pada Senin (3/4/2020) waktu setempat.

"Bagaimanapun, hingga saat ini tidak ada solusi ajaib atau instan - dan mungkin tidak pernah ada," tuturnya lagi.

Hal yang bisa dilakukan saat ini untuk mencegah dan mengontrol COVID-19 yakni dengan memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, dan tes COVID-19.

"Pesan kepada seluruh masyarakat dan pemerintah jelas: 'Lakukan itu semua'," tutur Tedros mengutip ABC News.

Penggunaan masker, sebut Tedros, bisa menjadi simbol bahwa ada solidaritas seluruh penduduk dunia untuk bersama-sama melawan COVID-19.

 

Saksikan juga video berikut ini:


Pencarian Vaksin COVID-19 Hal Bersejarah

Ilustrasi Foto Vaksin (iStockphoto)

Tedros juga menyampaikan bahwa COVID-19 adalah kondisi darurat kesehatan terbesar di abad 20. Pencarian vaksin untuk penyakit ini bakal jadi bersejarah karena upaya untuk menghadirkannya memiliki kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

"Ada beberapa vaksin yang sudah jalani uji klinis tahap akhir. Itu tidak berarti kita pasti akan memiliki vaksin COVID-19, tapi setidaknya kecepatan untuk mencapai fase tersebut belum pernah terjadi sebelumnya," tutur Tedros.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya