Donald Trump Akan Blokir TikTok 15 September, Tapi...

Donald Trump menegaskan akan memblokir TikTok pada 15 September 2020, kecuali...

oleh Iskandar diperbarui 04 Agu 2020, 12:16 WIB
Presiden Amerika Serikat Donald Trump tiba untuk konferensi pers di Gedung Putih, Washington, Amerika Serikat, Selasa (21/7/2020). (AP Photo/Evan Vucci)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan akan memblokir TikTok pada 15 September 2020, kecuali kalau TikTok dijual ke perusahaan AS.

"Tiktok akan ditutup pada 15 September, kecuali Microsoft atau perusahaan lain membelinya dan mencapai kesepakatan," kata Trump, sebagaimana dikutip dari AFP, Selasa (4/8/2020).

Diwartakan Business Insider, Trump juga mengatakan kepada wartawan di Gedung Putih bahwa ia telah menyetujui kemungkinan penjualan TikTok ke Microsoft.

Ia sebelumnya mengancam akan melarang TikTok, yang mana dimiliki oleh ByteDance yang berbasis di Beijing, China.

Anggota parlemen AS dan anggota administrasi Trump mengatakan aplikasi itu menimbulkan ancaman keamanan nasional karena dimiliki oleh perusahaan China.

TikTok dilaporkan mencari pembeli AS setelah tekanan kian meningkat dari Trump, dan Microsoft mengumumkan pada Minggu (2/8/2020), bahwa mereka tertarik untuk membeli TikTok.

 


Pernyataan Microsoft

Papan Nama Booth Microsoft di Computex 2017. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat

Dalam pernyataannya, Microsoft mengatakan ingin menyelesaikan kesepakatan paling lambat 15 September.

"Selama proses ini, Microsoft berharap untuk melanjutkan dialog dengan pemerintah AS, termasuk dengan Donald Trump," kata Microsoft dalam pernyataannya.

Trump mengatakan pada Senin (3/8/2020), bahwa ia akan menyetujui kesepakatan penjualan TikTok ke Microsoft, dan dirinya mengharapkan pembayaran ke Departemen Keuangan AS sebagai bagian dari kesepakatan, mungkin merujuk pajak yang dibayarkan pada akuisisi.

 


Sikap Trump Melunak

Ilustrasi TikTok, Aplikasi TikTok. Kredit: antonbe via Pixabay

Sebelumnya, Trump mengatakan pada Jumat (31/7/2020), bahwa dia tidak menyetujui penjualan semacam itu dan malah tetap ingin melarang TikTok.

Kemudian, sikapnya melunak setelah berbicara dengan anggota parlemen dari Republik dan CEO Microsoft Satya Nadella. Demikian menurut laporan The New York Times.

TikTok sendiri mengklaim telah mengantongi 100 juta pengguna AS dan berencana untuk terus melakukan bisnis di AS.

(Isk/Why)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya