Liputan6.com, Beirut - Ledakan di Beirut, Lebanon, masih terus mencatat korban jiwa baru. Puluhan orang meninggal dan hampir lima ribu orang luka.
Berdasarkan laporan AFP, Kementerian Kesehan Lebanon menyatakan 73 orang meninggal dunia dan 3.700 luka-luka.
Baca Juga
Advertisement
Jumlahnya terus naik dari yang sebelumnya dilaporkan 10 orang meninggal, kemudian 50 meninggal dunia akibat ledakan di ibu kota Beirut Lebanon.
Terjadinya ledakan diduga berasal dari bahan kimia yang ada di pabrik. Ledakan besar ini menghasilkan asap yang sangat besar yang menyelubungi lokasi dan jalan di sekitarnya.
Awalnya sempat ada dugaan ledakan di Beirut terjadi akibat bom, kemudian sempat ada yang menyebut penyebabnya akibat pabrik kembang api.
Namun, otoritas tersebut kini menduga ledakan di Beirut Lebanon itu akibat bahan kimia di dekat pelabuhan.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Israel Bantah Terlibat dalam Ledakan Besar di Beirut Lebanon
Menanggapi ledakan besar yang terjadi di Lebanon, pihak Israel membantah terlibat dalam insiden yang melukai ratusan orang tersebut.
"Israel membantah ada hubungan dengan ledakan yang mengguncang Lebanon pada Selasa, 4 Agustus 2020," demikian dikutip dari laman english.alarabiya.net.
"Israel tidak ada hubungannya dengan insiden itu," kata pejabat anonim tersebut.
Secara terpisah, Menteri Luar Negeri Israel Gabi Ashkenazi, mengatakan kepada televisi Israel N12 bahwa ledakan itu kemungkinan besar merupakan kecelakaan yang disebabkan oleh kebakaran.
Sementara itu Gubernur Beirut, Marwan Abboud telah memberikan keterangan di televisi dan mengatakan bahwa belum mengetahui penyebab ledakan itu, demikian dikutip dari nytimes.com.
Sambil menangis, ia menyebutnya insiden ini merupakan bencana nasional Lebanon.
Advertisement