Meski Diambang Resesi, Pengusaha Optimis Pertumbuhan Ekonomi RI Positif di 2021

Pengusaha optimis pertumbuhan ekonomi di 2021 tumbuh positif, meskipun saat ini Indonesia berada diambang resesi.

oleh Tira Santia diperbarui 05 Agu 2020, 10:45 WIB
Suasana bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (14/11/2019). Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2020 mencapai 5,3%. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Pengusaha optimis pertumbuhan ekonomi tahun 2021 tumbuh positif, meskipun saat ini Indonesia berada diambang kemungkinan resesi seperti negara-negara lain yang sudah lebih dulu masuk resesi.

“Kita punya optimisme bahwa pertumbuhan ekonomi kita di 2021 itu akan tumbuh positif, apabila kita mampu mulai saat ini mengendalikan pertumbuhan ekonomi kita supaya tidak terjerumus terlalu dalam,” kata Ketua Umum DPD HIPPI (Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia) Provinsi DKI Jakarta Sarman Simanjorang, kepada Liputan6.com, Rabu (5/8/2020).

Menurut Sarman, sebenarnya masalah yang dihadapi oleh Indonesia bukan karena fundamental ekonominya, melainkan soal demand dan Supply yang masih sangat turun.  Sehingga ia berharap Ketika nanti perekonomian Indonesia bergerak semuanya, maka akan cepat pulih.

“Apalagi kan kita punya modal kelas menengah ada 50 juta pelaku usaha menengah, mereka punya save money. Tapi kelas menengah kita ini saat ini pada posisi tidak berani membelanjakan uangnya, tidak berani investasi di properti, dan elektronik, atau beli mobil dan lain-lain,”ujarnya.

Karena mereka tidak mengetahui secara pasti kapan pandemi covid-19 ini akan berakhir, artinya mereka masih menunggu dan melihat sejauh mana dampak pandemi untuk kedepannya.

“Ketika nanti sudah normal Kita yakin pasti kelas menengah ini akan menjadi salah satu faktor penggerak ekonomi kita ke depan,” katanya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Percepat Pemulihan Ekonomi

Petugas medis mengenakan alat pelindung diri (APD) saat swab test massal di Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI), Depok, Jawa Barat, Selasa (2/6/2020). Swab test massal untuk mengantisipasi penyebaran virus corona COVID-19 ini dapat memeriksa 180 orang per hari. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Oleh karena itu, ia berharap kepada Pemerintah agar mempercepat pemulihan dampak covid-19 ini, dengan mengembangkan proyek padat karya.

Bertujuan untuk memberikan pekerjaan sementara bagi masyarakat yang telah di PHK dan dirumahkan, sehingga mereka bisa sementara mendapatkan pekerjaan dan penghasilan.

Maka akan ada perputaran ekonomi, begitupun dengan bantuan sosial yang selama ini berupa sembako bisa dirubah menjadi bantuan langsung tunai saja. Sarman menilai uang tunai lebih efektif untuk menggerakkan roda perekonomian.

“Yang namanya bantuan sosial yang selama ini berbentuk sembako, kalau bisa diganti dengan uang tunai itu sangat sangat signifikan, karena selama ini dibelanjakan oleh Pemerintah melalui Kemensos dengan puluhan triliun itu bisa berputar di masing-masing rumah tangga, warung, toko-toko, dan pasar akan hidup,” jelasnya.

 


Cepat Merespon

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (kedua kanan) berbincang dengan Kepala BNPB Letjen TNI Doni Monardo, Menteri BUMN Erick Thohir dan Wakil Menteri BUMN Budi Gunadi Sadikin usai bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (20/7/2020). (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/POOL)

Termasuk untuk komite percepatan perekonomian nasional, diharapkan bisa dengan cepat merespon berbagai kebijakan, regulasi, serta mampu menetralisir harapan dari berbagai sektor usaha.

Karena masing-masing sektor usaha itu punya tantangan yang berbeda-beda, baik bidang perdagangan atau industri, logistik, transportasi, industri keuangan hingga UKM menjadi salah satu yang menjadi harapan pengusaha, supaya segera direspon.   

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya