Remaja Peretas Akun Twitter Bill Gates cs Bantah Tuduhan Pengadilan

Pelaku peretasan sejumlah aktivitas publik figur, yakni remaja 17 tahun asal Florida, membantah tuduhan yang dialamatkan kepadanya.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 05 Agu 2020, 12:00 WIB
Aplikasi Twitter. Ilustrasi: Dailydot.com

Liputan6.com, Jakarta - Seorang remaja 17 tahun asal Florida, AS, belum lama ini dituduh menjadi dalang di balik kasus peretasan akun Twitter sejumlah publik figur seperti Bill Gates, Elon Musk, hingga kandidat presiden AS Joe Biden.

Namun, pemuda bernama Graham Clark ini membantah tuduhan itu.

Mengutip laporan Reuters, Rabu (5/8/2020), kepada Hakim Pengadilan Christoper Nash, Graham Clark mengaku tak bersalah atas dakwaan 30 tindak pindana peretasan yang dituduhkan jaksa penuntut umum.

Clark pun dijadwalkan untuk mengikuti pengadilan lagi pada Rabu mendatang untuk membacakan permintaan perubahan tuntutan sebesar USD 750.000.

Dalam kasus yang sama, pria Inggris berusia 19 tahun Mason Sheppard dan seorang pria 22 tahun di Orlando Florida Nima Fazeli juga didakwa dengan dakwaan membantu peretasan.

Clark dikabarkan menghasilkan USD 100.000 dari peretasan ini karena ia menggunakan akun milik para publik figur untuk mendapatkan uang dari para pengikut mereka yang tidak menaruh curiga.


Para Peretas Berkomplot

Twitter, Aplikasi Twitter. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat

Rekan Clark, Mason Sheppard yang memakai nama alias Chaewon didakwa melakukan penipuan dan pencucian uang. Sementara Nima Fazeli dituding membantu dan bersekongkol dalam upaya jahat ini.

Dalam kasus peretasan ini, twit palsu yang mengajak investasi mata uang Bitcoin, ditulis pada pertengahan Juli oleh 45 akun Twitter terverifikasi.

Akun Twitter yang diambil alih antara lain akun milik calon presiden AS Joe Biden, Presiden AS ke-45 AS Barack Obama, hingga miliarder Bill Gates.

Twitter juga menyebut, para peretas membaca sejumlah pesan DM, termasuk dari pejabat Belanda. Para peretas mendapatkan USD 100.000 dalam bentuk Bitcoin.

Sebelumnya Twitter menyebut, karyawan mereka ditipu untuk berbagi kredensial akun. Sementara, pihak berwenang menyebut, "Clark menggunakan rekayasa sosial untuk meyakinkan karyawan Twitter, mengaku sebagai karyawan di departemen IT dan meminta agar karyawan yang ditipu itu memberi kredensial untuk mengakses portal layanan pelanggan."


Ditahan

Ilustrasi Twitter (Foto: Pixabay)

Sebelumnya, FBI, IRS, US Secret Service, dan kepolisian Florida membekuk seorang peretas Twitter yang merupakan remaja berusia 17 tahun asal Tampa, Florida.

Remaja bernama Graham Clark itu disebut sebagai dalang peretasan akun Twitter Bill Gates, Elon Musk, Jeff Bezos, dan nama besar lainnya.

“Saya ucapkan selamat kepada mitra penegak hukum federal--Kantor Pengacara AS untuk Distrik Utara California, FBI, IRS, dan US Secret Service--serta Departemen Penegakan Hukum Florida," kata Jaksa Andrew Warren, sebagaimana dilansir Ubergizmo, Sabtu (1/8/2020).

Warren mengapresiasi kontribusi mereka karena bekerja dengan cepat untuk menyelidiki dan mengidentifikasi pelaku penipuan yang canggih dan ekstensif tersebut.

Twitter sendiri mengklaim meskipun akun-akun tersebut telah diambil alih, tidak ada password yang bocor. Padahal kotak masuk dari sekitar 36 akun telah diakses selama serangan.

(Tin/Why)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya