Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Minus 5,32 Persen, Ini Sebabnya

Penjualan mobil anjlok 85 persen, menjadi salah satu penyebab pertumbuhan ekonomi Indonesia negatif

oleh Athika Rahma diperbarui 05 Agu 2020, 11:55 WIB
Pejalan kaki menggunakan masker di trotoar Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Rabu (27/5/2020). Empat provinsi di Indonesia termasuk DKI Jakarta akan mulai melakukan persiapan menuju new normal atau tatanan kehidupan baru menghadapi COVID-19. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengumumkan angka pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II 2020. Di atas perkiraan, ekonomi Indonesia minus 5,32 persen.

Menurut Suhariyanto, pandemi Covid-19 menyebabkan hampir seluruh negara mengalami kontraksi pertumbuhan ekonomi. Berbagai kebijakan untuk menekan penyebaran Covid-19 seperti penutupan sekolah, bisnis, PSBB hingga lockdown mengakibatkan penurunan tingkat konsumsi dan investasi.

"Pandemi Covid-19 telah menciptakan efek domino dari masalah sosial dan ekonomi, dan dampaknya menghantam seluruh lapisan masyarakat mulai dari rumah tangga, UMKM hingga korporasi," jelas Suhariyanto dalam konferensi pers virtual, Rabu (5/8/2020).

Pandemi ini membuat harga komoditas anjlok. Misalnya, harga minyak Indonesia atau ICP (Indonesia Crude Price) anjlok 57,9 persen secara year on year. Harga komoditas hasil tambang di pasar internasional seperti timah, aluminium, tembaga juga mengalami penurunan baik quarter to quarter (q-to-q) dan year on year (y-o-y).

"Sementara harga komoditas makanan seperti gandum, minyak kelapa sawit dan kedelai mengalami penurunan q-to-q, tetapi meningkat secara y-o-y," ujar Suhariyanto.

 


Penjaualan Mobil Anjlok

Dealer Mitsubishi Cilegon

Kemudian, penjualan mobil turun 85,02 persen y-o-y, sepeda motor secara wholesale juga turun 79,70 persen, produksi semen minus 9,08 persen dan pengadaan semen turun 7,69 persen.

"Jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia juga turun 81,49 persen q-to-q dan 87,81 persen y-o-y," ujar Suhariyanto.

 


Mitra Dagang Indonesia Ekonominya Juga Minus

Tumpukan peti barang ekspor impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (17/7). Ekspor dan impor masing-masing anjlok 18,82 persen dan ‎27,26 persen pada momen puasa dan Lebaran pada bulan keenam ini dibanding Mei 2017. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Lalu, negara-negara mitra dagang Indonesia juga mengalami kontraksi ekonomi di kuartal II 2020. Seperti Amerika Serikat yang minus 9,5 persen y-o-y, Singapura minus 12,6 persen, Korea Selatan minus 2,9 persen, Hong Kong minus 9 persen dan Uni Eropa minus 14,4 persen.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya