Liputan6.com, Los Angeles - Hati Mia Khalifa porak poranda melihat berita mengenai ledakan dahsyat yang terjadi di Beirut, Lebanon, Selasa (4/8/2020) kemarin. Pasalnya, Beirut adalah kampung halaman wanita berusia 27 tahun ini.
Mia Khalifa menuangkan isi hatinya lewat sejumlah unggahan di Instagram miliknya. Ia membagikan foto Beirut pascaledakan, maupun sejumlah video saat insiden ini terjadi.
Baca Juga
Advertisement
Dalam sebuah video ia memperlihatkan kondisi kota yang luluh lantak. Gedung hancur, puing-puing berserakan di jalan, sementara raungan sirine terdengar bersahut-sahutan.
"Ini bukan Beirut yang ada di hatiku. Masa kecilku tak pernah terasa lebih berharga dari saat ini, Lebanon tak akan pernah kembali sama hingga beberapa dekade ke depan. Kita harus berbuat lebih banyak dan lebih baik," begitu isi tulisan Mia Khalifa dalam unggahan ini.
Gereja Tempat Dibaptis
Dalam unggahan yang lain, Mia Khalifa membagikan video rekaman sebuah gereja di Beirut.
"Ini adalah gereja tempatku dibaptis, tepat saat ledakan terjadi," kata dia.
Di video, pendeta terlihat masih melanjutkan ibadah saat dentuman pertama terjadi. Namun ia kemudian melindungi diri begitu ledakan kedua yang lebih besar menggetarkan bangunan.
"Hatiku berkeping-keping, aku tak tahu hatiku bisa hancur dengan banyak cara yang berbeda," kata dia.
Advertisement
Dampak Serius
Ia menekankan bahwa ledakan ini menimbulkan dampak yang luar biasa besar kepada masyarakat Beirut. Di salah satu unggahan, ia memperlihatkan korban luka-luka, sementara rumah sakit di kota ini juga menjadi salah satu bangunan yang terdampak ledakan.
Pelabuhan Beirut
Apalagi pelabuhan Beirut tempat ledakan ini terjadi, memegang posisi penting bagi Lebanon.
"Perbatasan Lebanon adalah Israel dan Suriah, keduanya adalah tetangga yang memiliki konflik. Satu-satunya akses mereka kepada APA PUN adalah lewat pelabuhan yang kini hancur," tulisnya.
Advertisement
Ribuan Ton Amonium Nitrat
Seperti diberitakan sebelumnya, Kepala Keamanan Umum Lebanon Abbas Ibrahim mengungkap pemicu ledakan dahsyat di Beirut berasal dari 2.700 ton amonium nitrat. Diwartakan Aljazeera, bahan kimia ini disimpan di pelabuhan Beirut sebelum dikirim ke Afrika.
Saat berita ini ditulis, data terakhir menyebut bahwa ledakan Beirut menewaskan 73 orang dan melukai 3.700 warga lainnya.