PM Lebanon: Pelaku Ledakan di Beirut Harus Bertanggung Jawab

PM Lebanon menyatakan bahwa pelaku harus bertanggung jawab atas insiden ledakan yang terjadi di Beirut.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 05 Agu 2020, 16:09 WIB
PM Lebanon Hassan Diab mengatakan dengan tegas kepada pelaku ledakan untuk memberi pertanggungjawaban. (Source: AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Perdana Menteri Lebanon  Hassan Diab telah berjanji bahwa mereka yang berada di balik ledakan besar di pelabuhan Beirut, yang menewaskan puluhan orang dan melukai ribuan lainnya, akan dimintai pertanggungjawaban.

"Apa yang terjadi hari ini tidak akan berlalu tanpa pertanggungjawaban,"  katanya dalam pidato yang disiarkan televisi pada Selasa.

"Mereka yang bertanggung jawab atas bencana ini akan membayar harganya."

Seperti mengutip laman Al Jazeera, Rabu (5/8/2020), penyebab pasti ledakan yang dirasakan di seluruh ibu kota itu masih belum jelas, tetapi para pejabat mengatakan itu bisa dikaitkan dengan "bahan peledak" yang disita dan disimpan di gudang "selama bertahun-tahun".

PM Diab, dalam pidatonya, menjanjikan pengumuman tentang "gudang berbahaya ini yang telah ada selama enam tahun, sejak 2014."

Perdana menteri juga meminta bantuan internasional untuk membantu Lebanon, yang tengah berjuang dengan krisis ekonomi terburuk dan wabah Virus Corona baru yang melonjak.

"Saya mengirim seruan mendesak kepada semua negara yang berteman dan bersaudara dan mencintai Lebanon, untuk berdiri di sisinya dan membantu kami mengobati luka yang dalam ini," kata Diab.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Akibat Pasca Insiden

Dalam gambar drone ini, silo yang hancur berada di antara puing-puing setelah ledakan di pelabuhan Beirut, Lebanon, Rabu (5/8/2020). Ledakan di kawasan pelabuhan itu mengguncangkan seluruh ibu kota, mengguncang bangunan, dan menebarkan kepanikan di antara warganya. (AP Photo/Hussein Malla)

Ledakan yang terjadi menghancurkan banyak area pelabuhan serta merusak gedung-gedung di ibu kota Beirut.

Menurut laporan secara langsung, ledakan itu kini juga menyebabkan "kekacauan di jalanan".

Lebanon, negara Mediterania timur yang berpenduduk enam juta orang, berada dalam pergolakan krisis ekonomi yang telah menghancurkan bisnis, membuat puluhan ribu orang kehilangan pekerjaan dan menyebabkan mata uangnya terdepresiasi secara dramatis.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya