Liputan6.com, Beirut - Bangunan ikonik di Dubai diterangi dengan cahaya membentuk bendera Lebanon. Hal itu dilakukan setelah ledakan dahsyat mengguncang Beirut pada Selasa 4 Agustus 2020 waktu setempat.
Mengutip Khaleej Times, Rabu (5/8/2020), cahaya Burj Khalifa di Dubai telah menyala dengan warna-warna bendera Lebanon sebagai tanda solidaritas dengan negara itu akibat dua ledakan yang mengguncang Beirut. Sedikitnya 100 orang dilaporkan tewas, sementara ribuan lainnya cedera.
Advertisement
"Burj Khalifa menyala untuk solidaritas dengan saudara-saudari kita di Lebanon. Belasungkawa kami kepada orang-orang terkasih di Lebanon!" kata pihak bangunan ikonik melalui akun Twitter.
Sebelumnya, tagar Pray For Lebanon tengah trending di situs microblogging Twitter. Netizen dari beragam negara -- terlihat dari unggahan dengan tulisan bahasa asing -- turut menyampaikan duka cita dan mendoakan para korban ledakan Beirut.
Hingga berita ini dimuat, sudah 3.666 twit terkait hashtag Pray For Lebanon.
Melalui #PrayForLebanon, terlihat juga unggahan video detik-detik ledakan. Selain itu juga rekaman saat sejumlah orang terkejut saat ledakan di Beirut terjadi, berupaya mengamankan orang-orang terkasih seperti anak-anak mereka.
Gambar-gambar kehancuran dari lokasi ledakan di Beirut dengan tagar yang sama juga terpampang.
Tak sedikit warganet yang berbagi unggahan video kolom asap tebal bak jamur pasca ledakan terjadi di ibu kota Beirut. Menunjukkan betapa dahsyatnya ledakan tersebut.
Lainnya menunjukkan sesi foto pre-wedding yang juga terdampak ledakan di Beirut Lebanon itu. Melalui rekaman video sang kameramen yang diposting di Twitter, diketahui ledakan terasa hingga lokasi pemotretan tersebut. Meski terlihat terluka, namun juru kamera itu terlihat panik berlarian bersama pasangan pengantin dan orang-orang di lokasi tersebut.
Saksikan Video Ini:
Seperti Ledakan Bom Nuklir
Ledakan besar mengguncang Beirut, Lebanon pada Selasa 4 Agustus 2020 sore setelah pukul 18.00 waktu setempat. Ribuan orang dilaporkan terluka akibat peristiwa tersebut.
Mengutip Sky News, para saksi mata mengatakan sejumlah orang terluka selama kehancuran yang meluas di seluruh kota. Ada penduduk melapor langit-langit bangunan runtuh dan jendela-jendela hancur.Kolom asap besar terlihat menjulang di atas kota setelah ledakan.
Orang-orang yang terluka terlihat tergeletak di tanah dekat pelabuhan Beirut, menurut seorang fotografer di tempat kejadian. Editor Sky News Timur Tengah Zein Ja'far, yang berada di pusat kota Beirut pada saat ledakan Selasa 4 Agustus sore waktu setempat mengatakan ledakan besar itu menyebabkan jendela runtuh dan membentuk seperti gua.
"Ledakan ini merobek fasad bangunan tempat kami berada, dan begitu debu mereda, kami dan orang lain di blok ini bergegas ke luar. Benar-benar pemandangan yang mengkhawatirkan," kata Zein Ja'far.
"Suara sirene brigade pemadam kebakaran, ambulans, polisi dan juga militer telah cukup gencar selama 45 menit terakhir dan sejumlah besar layanan darurat dan pasukan keamanan bergegas ke daerah itu sekarang," ungkap Zein Ja'far.
"Banyak orang yang sangat linglung, sangat berlumuran darah berjalan-jalan mencoba mengumpulkan sikap mereka," tutur Zein.
Seorang warga setempat bernama Fady Roumieh, berdiri di tempat parkir sebuah pusat perbelanjaan sekitar 2 km (1,2 mil) timur ledakan. Dia berkata: "(Itu) seperti bom nuklir. Kerusakan begitu luas dan parah di seluruh kota".
"Beberapa bangunan sejauh 2 km sebagian runtuh. Ini seperti zona perang. Kerusakannya ekstrem. Tidak ada satu pun jendela kaca yang utuh," imbuh Fady Roumieh.
Ketika malam tiba, api masih menyala di distrik pelabuhan Lebanon itu, dan suara sirene ambulans terdengar di seluruh kota.
Advertisement