Liputan6.com, Pekanbaru - Belasan gajah sumatra menghampiri kebun milik warga dan mendekati permukiman di Desa Semunai, Kecamatan Pinggir, Kabupaten Bengkalis. Kehadiran satwa bongsor berbelalai panjang ini menjadi tontonan warga sekitar.
Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau turun ke lokasi untuk menggiring gajah ini ke kawasan Giam Siak Kecil. Tidak ada gajah jinak dilibatkan karena petugas menggiring secara manual.
Baca Juga
Advertisement
Menurut Kabid II BBKSDA Riau Heru Sutmantoro, teriakan menjadi andalan petugas, dibantu personel Polsek setempat, Manggala Agni, dan karyawan PT Adei. Penggiringan ini menyita waktu cukup panjang.
"Selasa malam sudah dilakukan, saat ini gajah sudah berada di perkebunan milik PT Adei, masih berputar-putar di sana," kata Heru, Rabu petang, 5 Agustus 2020.
Selain teriakan, petugas juga menggunakan petasan agar gajah meninggalkan kebun masyarakat. Kata Heru, gajah di Riau sudah terbiasa terbiasa digiring memakai petasan.
Heru menjelaskan, kebun dan permukiman masyarakat Desa Semunai masuk dalam perlintasan gajah. Dulunya, lokasi itu masih berhutan dan baru beberapa tahun terakhir menjadi kebun.
"Setiap tahun itu terjadi karena gajah selalu mengikuti jalur lamanya, sekarang sudah ada kebun," sebut Heru.
Heru menjelaskan, kawanan gajah yang diperkirakan berjumlah 14 ekor ini selalu keluar dari Giam Siak Kecil menuju Suaka Margasatwa Balai Raja. Dulunya, penghubung lokasi ini masih merupakan kawasan hutan.
"Makanya gajah pasti ke sana, ke kebun warga dan mendekati pemukiman," ucap Heru.
Sejak digiring Selasa malam, gajah sudah menjauh dari permukiman dan berada di kebun PT Adei. Jarak antara kedua lokasi itu kira-kira 10 kilometer lebih.
Meskipun gajah sering masuk kebun dan mendekati pemukiman, BBKSDA Riau menghimbau masyarakat sekitar tidak memasang jerat yang bisa melukai gajah. Satwa bongsor itu tak akan mengusik kalau tidak merasa terganggu.