Liputan6.com, Tianjin - Ledakan di Beirut, Lebanon, disebabkan timbunan 2.750 ton amonium nitrat yang tidak dijaga secara aman. Korban ledakan itu sudah tembus 100 orang dan 4.000 orang terluka.
Situs LiveScience, Rabu (8/5/2020), menyebut amonium nitrat sering dipakai untuk pertanian, tetapi amonium nitrate bisa menyebabkan ledakan berbahaya jika terpapar ke api.
Pada 2015, kota Tianjin di China pernah menyaksikan bencana ledakan akibat bahan tersebut.
Baca Juga
Advertisement
Melansir AP News, ledakan di Tianjin juga berasal dari gudang. Ada 800 ton amonium nitrat yang meledak, akibatnya 165 orang meninggal dunia pada 12 Agustus 2015.
Mirip seperti kejadian di Beirut, ledakan dahsyat yang terjadi di Tianjin juga merupakan ledakan kedua.
Mayoritas korban jiwa adalah pemadam kebakaran yang tidak tahu ada amonium nitrat di lokasi tersebut. 11 polisi juga meninggal duniadan 798 orang luka-luka. Totalnya, ada 173 orang yang meninggal dunia.
Pemerintah China menyatakan ledakan amonium nitrat itu terjadi akibat mismanajemen.
Perusahaan pemilik gudang, yakni Ruhai, berbohong terkait isi gudang. Regulator setempat juga disalahkan karena menerima suap dari Ruhai dan tidak mengikuti prosedur.
"Kuncinya adalah amonium nitrat seharusnya tidak ditempatkan di tempat itu," ujar Du Lanping yang memimpin investigasi ledakan.
Para pemadam yang tidak tahu ada amonium nitrat lantas tak sempat menyelamatkan diri.
Bagaimana dengan peristiwa Beirut? Perdana Menteri Lebanon Hassan Diab berkata ada 2.750 amonium nitrat yang memicu ledakan dahsyat di negaranya.
PM Diab berkata berjanji akan mengusut kasus ini.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Kronologi Ledakan di Beirut
Berikut kronologi singkat ledakan dahsyat di Beirut pada Selasa 4 Agustus petang waktu setempat:
1. Kebakaran pada Selasa Petang
Peristiwa ledakan di Beirut, Lebanon, terjadi pada Selasa, 4 Agustus petang waktu setempat. Kantor berita National News Agency melaporkan kebakaran di gedung penyimpanan pada pukul 7 malam.
Pada berita itu tertulis bahwa gudang penyimpanan di pelabuhan Beirut kebakaran dan memicu ledakan.
2. Terjadi Ledakan Besar
Awalnya kebakaran terjadi di sekitar gudang itu. Beberapa orang juga sempat merekam asap yang membumbung tinggi.
Tiba-tiba, ledakan yang lebih besar terjadi. Kepulan asap secara cepat menyebar ke jalanan dan gedung-gedung di sekitar area ledakan.
3. Korban Terus Bertambah
Evakuasi dilakukan petugas kesehatan bersama warga. Jumlah korban ledakan di Beirut Lebanon masih terus bertambah. Pertama dilaporkan ada 10 korban jiwa, lalu 50, dan kini sudah tembus 100.
Advertisement
Reaksi Pejabat
4. Gubernur Beirut Menangis
The New York Times melaporkan bahwa Gubernur Beirut Marwan Abboud mengaku tidak tahu apa penyebab ledakan. Sembari menangis, ia menyebut peristiwa ini sebagai tragedi.
Ia juga berkata ledakan ini seperti bom Hiroshima.
5. Selasa Malam, Pidato Nasional PM Lebanon
Perdana Menteri Lebanon, Hassad Diab, memberikan pidato di TV nasional pada Selasa malam. Ia menyebut tragedi ini sebagai bencana nasional, serta meminta bantuan dari dunia internasional.
PM Diab turut mengungkap fakta bahwa gudang penyimpanan itu sudah ada sejak 2014. Investigasi akan dilakukan untuk mencari siapa yang bertanggung jawab.
Baca juga: Pidato Lengkap PM Lebanon
6. Bahan Ledakan Itu Merupakan Sitaan
Mayor Jenderal Abbas Ibrahim berkata gudang penyimpanan itu menampung bahan peledak yang disita oleh pemerintah bertahun-tahun lalu. Ia menolak menyebut bahan apa yang meledak itu.
PM Lebanon kemudian menyebut ada sekitar 2.750 ton amonium nitrat yang ada di gudang penyimpanan yang meledak.