Liputan6.com, Jakarta - Beirut, ibu kota Lebanon, baru saja diguncang ledakan dahsyat pada Selasa sore, 4 Agustus 2020. Ledakan ini menyebabkan puluhan orang tewas dan ribuan lainnya mengalami luka.
Selain itu, kerusakan terjadi pada gedung, rumah, ruas jalan, dan kendaraan bermotor yang sedang lalu lalang di sekitarnya. Peristiwa tragis ini tentu menyisakan luka mendalam bagi banyak orang, terutama warga Lebanon.
Apalagi, Beirut dulunya menyimpan sejumlah pesona yang tak kalah dari kota-kota di Eropa. Pun dengan wilayah-wilayah Asia yang banyak didatangi wisatawan dari berbagai negara.
Baca Juga
Advertisement
Mulai dari gaya hidup, gedung-gedung bertingkat, restoran, sampai mode, tidak ada kota lain di Timur Tengah yang membuktikan diri sebagai pusat seni dan mode seperti Beirut. Dilansir dari The Culture Trip dan Lonely Planet, Rabu, 5 Agustus 2020, perpaduan Timur dan Barat, tradisi, juga modernitas membuat Beirut mendapat julukan sebagai Paris dari Timur Tengah.
Kota yang dalam ejaan Prancis disebut Beyrouth ini memang sudah terlihat menonjol sejak dulu. Kalau Anda melihat foto-foto Beirut dari 1950-an sampai awal 1970-an, ibu kota Lebanon ini memiliki deretan hotel-hotel mewah, apartemen modern bertingkat tinggi, serta arsitektur yang dipengaruhi budaya Prancis di seluruh kota.
Bukan itu saja, sejumlah jalan di Beirut juga dilengkapi taman kota, kafe, dan pedagang kaki lima yang menarik pembeli. Ratusan seniman dan perancang busana menciptakan lingkungan yang elegan, membuat Beirut semakin jadi daya tarik wisatawan mancanegara.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Sarapan Terbaik di Dunia
Pascaperang saudara pada 1975, Beirut telah mengalami sejumlah restorasi yang mengesankan. Banyak perancang busana terkenal, koki, dan pengusaha kembali ke Beirut.
Alhasil, Beirut pun jadi rumah bagi banyak desainer terkenal dunia, seperti Elie Saab, Zuhair Murad, dan Reem Acra. Mereka ini tak hanya berbasis di Beirut, namun juga termasuk deretan perancang busana yang kerap mendominasi Paris Fashion Week setiap tahun.
Soal kuliner, kota yang dihuni lebih dari empat juta orang ini punya banyak hal untuk ditawarkan. Menurut Arab News, untuk urusan kuliner, Anda bisa memulai hari dengan sarapan di Restoran Al-Sousi di Aisha Bakkar yang didapuk sebagai sarapan terbaik di dunia oleh CNN pada 2014.
Masakan Prancis merupakan yang terpopuler di Beirut. Salah satu restoran yang masuk daftar wajib dikunjungi adalah La Petite Maison, rumah kuliner bertabur penghargaan kelas dunia.
Advertisement
Kode Berbusana di Beirut
Selain punya banyak kafe bergaya Paris di tepi jalan, Beirut juga tak pernah kekurangan diskusi intelektual. Wilayah pesisir ini seakan terus hidup dengan pertunjukan seni, drama, dan pembacaan puisi.
Meski lokasinya di Timur Tengah dan sebagian besar penduduknya berbicara Bahasa Arab, kode berbusana di Beirut tidak seketat di Dubai atau Mesir. Banyak penduduk dan turis yang santai berpakaian terbuka saat musim panas, meski wajib berpakaian tertutup saat mengunjung objek wisata religius.
Selain Bahasa Arab, penduduk di sana juga banyak yang berbicara Bahasa Prancis dan Inggris. Papan nama jalan kebanyakan berbahasa Arab dan Prancis.
Wisatawan mancanegara biasanya mendarat di Bandara Internasional Beirut Rafik Hariri, yang berjarak kurang lebih 20 menit perjalanan kendaraan bermotor ke pusat kota Beirut.
Baca Juga
Kereta Cepat Berlin-Paris Resmi Diluncurkan, Warganet Indonesia Sindir Harganya Lebih Murah dari Tiket Jakarta-Bandung
Kereta Java Priority Layani Rute Jakarta-Yogyakarta di Musim Libur Nataru, Apa Bedanya dengan Direct Train?
Dugaan Zat Beracun Tak Terbukti, Penyebab 7 Turis Asing Jatuh Sakit di Fiji Menyisakan Misteri