Ketua MPR Minta Kemenlu Pastikan Keselamatan WNI di Beirut Lebanon Usai Ledakan

Bamsoet juga mengimbau agar semua WNI di Lebanon untuk tetap tenang dan waspada dan selalu mengikuti semua instruksi yang dikeluarkan oleh KBRI.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 06 Agu 2020, 12:15 WIB
Gambar drone memperlihatkan tempat ledakan yang mengguncang pelabuhan Beirut, Lebanon, Rabu (5/8/2020). Ledakan dahsyat yang terjadi pada Selasa, 4 Agustus 2020, tersebut sejauh ini menewaskan 78 orang dan dan lebih dari 4.000 lainnya terluka. (AP Photo/Hussein Malla)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo atau akrab disapa Bamsoet menyampaikan ucapan bela sungkawa mendalam atas peristiwa ledakan besar di Ibu Kota Lebanon, Beirut, Selasa, 4 Agustus 2020 petang waktu setempat. 

"Saya menyampaikan duka cita mendalam atas banyaknya korban jiwa yang jatuh akibat ledakan di Beirut. Semoga mereka yang meninggal diberikan tempat yang layak oleh Allah, dan korban yang luka-luka segera diberikan kesembuhan," kata Bamsoet dalam keterangannya, Jakarta, Kamis (6/8/2020).

Bamsoet juga meminta Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) untuk memastikan dan terus memantau perkembangan pascaledakan bom tersebut. Termasuk keselamatan WNI di Beirut yang jumlahnya mencapai 1.447 orang.

"Kemenlu harus terus memonitor perkembangan para korban. Sejauh ini, KBRI Beirut melaporkan hanya satu orang menjadi korban luka-luka. Kita harapkan tidak ada lagi WNI yang menjadi korban," ujar Bamsoet.

Ia mengimbau agar semua WNI di Lebanon tetap tenang dan waspada dan selalu mengikuti semua instruksi yang dikeluarkan oleh KBRI Beirut.

"Terus lakukan koordinasi dan ikuti semua kebijakan yang dibuat KBRI Beirut. Jika merasa tidak aman atau khawatir terjadi sesuatu, jangan segan-segan melapor ke KBRI. Sudah menjadi tugas KBRI untuk menjamin keamanan dan keselamatan WNI," ucap Bamsoet.

Mantan Ketua DPR ini juga akan mendorong pemerintah dapat memberikan bantuan kemanusiaan kepada pemerintah Lebanon.

"Hubungan diplomatik resmi Indonesia dan Lebanon sudah terjalin sejak tahun 1950. Bahkan, Lebanon merupakan negara ketiga yang mengakui kemerdekaan Indonesia, setelah Mesir dan Suriah," kata dia.

"Karenanya, saya mendorong pemerintah bisa memberikan bantuan kemanusiaan kepada pemerintah Lebanon," tambah Bamsoet.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Duka Jokowi untuk Lebanon

Sementara itu, Presiden Joko Widodo atau Jokowi juga menyampaikan ucapan belasungkawa atas peristiwa ledakan yang terjadi di Beirut, Lebanon, lewat akun media sosialnya hari ini.

"Saya turut berbelasungkawa untuk saudara-saudariku di Lebanon," kata Presiden Jokowi, dalam cuitan berbahasa Inggris di akun Twitter @jokowi, Kamis (6/8/2020).

Presiden mengatakan peristiwa tersebut tragis dan menyakitkan. Dia menekankan posisi Indonesia saat ini berdiri bersama Lebanon.

"Pikiran dan doa kami bersama keluarga dan korban ledakan dahsyat di Beirut," ujar Jokowi.

Ledakan besar yang menimbulkan awan berbentuk jamur, mirip ledakan bom atom di Hiroshima, Jepang pada masa Perang Dunia II tersebut, menewaskan sedikitnya 135 orang dan menyebabkan ribuan orang terluka serta hancurnya bangunan serta infrastruktur di sekitar.

Menyusul insiden ledakan besar  itu, Duta Besar RI untuk Lebanon, Hajriyanto Y. Thohari, menyampaikan beberapa keterangan terkait insiden itu dan kondisi WNI di kota tersebut. 

"Ledakan sangat besar yang telah kami laporkan terdahulu terjadi di Port of Beirut pada pukul 18.02 Waktu Setempat," kata Dubes Hajriyanto, berdasarkan keterangannya, Rabu (5/8/2020).

Dia juga menjelaskan, bahwa lokasi pelabuhan itu berdekatan dengan pusat kota Beirut, dan tingkat kehancuran dan kerusakan properti terjadi dalam radius beberapa kilometer dari pusat ledakan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya