Liputan6.com, Jakarta Raja Abdullah dari Yordania memberikan perintah untuk menyiapkan pendirian RS militer untuk membantu korban ledakan di Beirut, Lebanon. Mayjen Yousef Hneiti melakukan koordinasi untuk menjalankan tugas tersebut.
Berdasarkan laporan National News Agency di Lebanon, tim dari Yordanian akan berangkat pada Kamis (6/8/2020). RS itu bisa melakukan bedah, lengkap dengan segala spesiasliasi medis.
Baca Juga
Advertisement
Beberapa perlengkapan di antaranya 48 tempat tidur, 10 kasur ICU, dua ruang operasi, 1 laboratorium X-ray. Total stafnya mencapai 160 orang.
Royal Medical Services dan Jordan Armed Forces dari Yordanian akan berkolaborasi untuk menunjang RS ini untuk membantu korban ledakan di Beirut Lebanon. Mereka akan diterbangkan dengan pesawat Angkatan Udara Yordania.
Diharapkan RS ini bisa membantu meringankan RS di Beirut yang dipenuhi oleh korban luka-luka.
Hingga kini, sudah ada lebih dari 100 orang meninggal akibat ledakan di Beirut, Lebanon. Korban luka-luka mencapai 5.000 orang, termasuk 1 WNI perempuan yang kondisinya sudah pulih.
Negara-negara lain juga siap mengirimkan bantuan ke Lebanon, mulai dari Prancis, Belanda, Israel, hingga Amerika Serikat.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
PM Lebanon Meminta Bantuan Internasional
Perdana Menteri Lebanon Hassan Diab mengirimkan rasa duka citanya atas tragedi ledakan di Beirut, Lebanon. Ia menyebut insiden ini sebagai bencana di negaranya.
"Hari ini adalah hari yang sangat sedih dan menyakitkan. Beirut berduka. Lebanon sedang menghadapi bencana. Ya. Ini adalah bencana nasional besar," ujar PM Diab dalam pidatonya beberapa jam usai ledakan.
Korban dari ledakan di Beirut, Lebanon, telah mencapai puluhan orang dan 3.700 orang luka-luka. Penyebab ledakan berasal dari gudang penyimpanan.
PM Diab juga meminta bantuan dari dunia internasional untuk bersama-sama membantu Lebanon di situasi sulit ini.
"Saya sekarang mengirimkan panggilan urgent bagi semua negara-negara bersahabat dan bersaudara yang mencintai Lebanon untuk berdiri bersama Lebanon dan menolong kami mengobati luka-luka mendalam ini," ucapnya.
Sejauh ini, Arab Saudi telah menyampaikan rasa duka citanya. Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo juga berkata siap membantu.
PM Hassan Diab berjanji fakta-fakta terkait gudang itu akan segera diumumkan. Namun, ia menyebut negaranya akan fokus untuk menolong korban ledakan Beirut, Lebanon.
"Pada saat ini, kita fokus untuk menangani bencana," ujarnya.
Advertisement