Liputan6.com, Sikka - SDI Kolisia, Kecamatan Magepanda Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), tetap menerapkan pola belajar luring selama masa pandemi Covid-19. Mereka terpaksa tetap belajar tatap muka lantaran banyak siswa tidak memiliki ponsel pintar, apalagi tak ada jaringan internet di wilayah mereka.
Untuk mengatasi itu, puluhan siswa di SDI Kolisia kelas VI A dan kelas VI B terpaksa belajar di bawah pohon mangga. Hal ini disebabkan sekolah belum diizinkan melakukan kegiatan belajar mengajar di ruangan.
Baca Juga
Advertisement
Maria Elwance Dua Nukak, siswa kelas VI A SDI Kolisia mengatakan, sejak masa adaptasi kebiasaan baru, mereka terpaksa belajar di bawah pohon bersama teman-temannya, lantaran tak memiliki ponsel dan jaringan internet.
Dia mengaku tak nyaman dengan pola belajar seperti itu, namun hal itu terpaksa dilakukan karena banyak siswa di sekolah itu tak memiliki sarana untuk menerapkan sistem pembelajaran daring.
"Ini sangat tidak efektif," katanya.
Sementara guru kelas VI A SDI Kolisia, Elisabet Rensianaguru mengatakan, kegiatan belajar mengajar tetap dijalankan di masa adaptasi kebiasaan baru, tetapi dilakukan di luar sekolah.
Menurut dia, pihak sekolah hanya bisa melaksanakan pola pembelajaran luring, karena sekolah tidak memiliki fasilitas untuk proses pembelajaran daring.
Ada berapa titik belajar mengajar yang diterapkan, dengan sistem guru mengunjungi tempat pembelajaran. Kegiatan belajar mengajar luring, kata dia, seperti biasa, hanya tidak maksimal.
"Pola belajar seperti ini membuat pemahaman anak terhadap materi sangat kurang, karena waktu terbatas dan fasilitas seperti papan tulis juga tidak ada," tandasnya.