Liputan6.com, Jakarta - Media sosial Facebook sedang diramaikan dengan gambar bocah dengan pakaian berwarna oranye yang diikat di pohon. Disebutkan, anak yatim diikat di pohon dan dipukul hingga tewas karena mencuri roti.
Akun Wan Traiger dan Arbayati membagikan postingan Story Viral Awang yang menyebut anak yatim diikat dan dipukul hingga tewas akibat mencuri roti karena kelaparan. Story Viral Awang mengunggah foto tersebut pada 26 April dan sudah dibagikan sebanyak 181 kali.
Advertisement
Begini unggahan Story Viral Awang yang dijadikannya sebagai keterangan foto:
"Mencuri Roti karna sedang kelaparan,anak Yatim ini diikat dan dipukul pemilik tokoh dan para Warga Hingga Tewas".
Benarkah ada kejadian anak yatim diikat dan dipukul hingga tewas setelah mencuri roti karena kelaparan? Simak penelusurannya di halaman berikut.
Penelusuran Fakta
Tim Cek Fakta Liputan6.com mencoba menelusuri kebenaran fakta tersebut. Tim memasukkan foto yang ramai dibicarakan itu ke mesin pencari, Google Image. Hasilnya, ada banyak foto serupa yang ditemukan.
Tim juga menemukan foto itu di situs suara.com. Foto tersebut ada di dalam artikel yang tayang pada 10 Juli 2017 dengan judul: 'Curi Ikan karena Kelaparan, Bocah Yatim Diikat di Pohon'.
Artikel tersebut menyebut kejadian dua anak yatim diikat karena mencuri ikan terjadi di wilayah pedalaman Pulau Kalimantan. Dua bocah itu disebutkan berusia 10 tahun.
Dalam artikelnya, Suara.com mengutip akun Instagram @Faktagama—yang kali pertama menyebar foto tersebut—mengutip pernyataan Ad bahwa dirinya terpaksa mencuri ikan lele di kolam milik M Syarif.
Sebabnya, sang ibu sakit keras dan tak bisa bekerja mencari uang demi memenuhi kebutuhan mereka berdua. Sementara sang ayah sudah meninggal sejak Ad berusia 2 tahun.
Begini narasi berita dalam artikel suara.com:
"Ad yang kelaparan berinisiatif mencari cara agar dirinya dan sang ibu bisa makan. Ia lantas mencuri dua ekor ikan lele di kolam Syarif. Namun, aksi Ad ternyata tepergok Syarif. Pemilik kolam itu sendiri mengakui selama ini kerapkali kehilangan ikan di kolamnya, sehingga ia menuduh Ad lah si pencuri.
Tak ayal, Syarif memukuli dan mengikat Ad di sebatang pohon. Ia mengklaim itu dilakukan agar Ad mendapat pelajaran sehingga tak lagi mencuri ikan.
Warganet yang menyebar foto tersebut menilai perlakuan si pemilik kolam terhadap bocah yatim tersebut tak manusiawi. Pasalnya, bocah tersebut mencuri karena kelaparan dan untuk memberi makan ibundanya yang sakit."
Advertisement
Kesimpulan
Klaim yang menyebut anak yatim diikat karena mencuri roti dan dipukuli hingga tewas adalah salah. Faktanya, dua bocah itu tidak mencuri roti, melainkan ikan lele karena sang ibu sakit keras dan tidak bisa mencari uang. Kejadian itu terjadi di pedalaman Kalimantan pada 2017.
Informasi ini jenis hoaks false context (konteks keliru). False context adalah sebuah konten yang disajikan dengan narasi dan konteks yang salah. Biasanya, false context memuat pernyataan, foto, atau video peristiwa yang pernah terjadi pada suatu tempat, namun secara konteks yang ditulis tidak sesuai dengan fakta yang ada.
Tentang Cek Fakta
Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia.
Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu.
Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Advertisement