Strategi Dishub Hadapi Lonjakan Penumpang Transportasi Umum di Jam Padat saat PSBB

Jika Senin besok memang terjadi lonjakan akibat banyak masyarakat yang beralih ke transportasi umum, maka pihak Dishub DKI tetap mengedepankan prinsip mengedepankan protokol kesehatan.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 07 Agu 2020, 10:33 WIB
Petugas membantu calon penumpang melakukan tap kartu saat akan menggunakan layanan transportasi Moda Raya Terpadu (MRT) di Stasiun Bundaran HI, Jakarta, Rabu (3/4). Layanan MRT dimulai pukul 05.30 WIB hingga 22.01 WIB. (merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo mengatakan, ketersediaan transportasi umum menjadi perhatian khusus saat penerapan sanksi pelanggar ganjil genap resmi diberlakukan.

"Tentu jadi perhatian kami saat diterapkan sanksi, pertama adalah aspek ketersediaan layanan angkutan umum," ujar Syafrin kepada awak media di kawasan FX Jakarta, Jumat (7/8/2020).

Dia menambahkan, jika Senin besok memang terjadi lonjakan akibat banyak masyarakat yang beralih ke transportasi umum, maka pihak Dishub DKI tetap mengedepankan prinsip mengedepankan protokol kesehatan. 

"Kita minta kapasitas halte dan stasiun disesuaikan kapasitas physical distancing sehingga tak terjadi penumpukan di stasiun atau halte TJ. Antrea di luar dan ini sudah dikoordinasikan dengan seluruh operator angkutan," jelas Syafrin.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Wajib Pakai Masker

Penumpang duduk di bangku yang tidak ditempeli stiker panduan jarak di stasiun MRT Bundaran HI, Jakarta. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Syafrin meminta masyarakat pengguna angkutan umum untuk wajib menggunakan masker, jika tidak , petugas akan menolak melayani. 

"'MRT, TJ, LRT, dan KRL wajib bermasker, kemudian dilarang berbicara, dilarang makan minum, dilarang menerima (panggilan) hape. Upaya ini untuk rasa aman warga sehingga sehat dalam angkutam umum dipenuhi secara baik," Syafrin menandasi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya