Drama Klarifikasi Manajemen RSUD Ogan Ilir Berujung Pemecatan Ratusan Nakes (3/END)

Aspirasi yang disampaikan para tenaga kesehatan (nakes) ke managemen RSUD Ogan Ilir Sumsel berujung pada pemecatan massal.

oleh Nefri Inge diperbarui 02 Sep 2020, 12:40 WIB
Seorang perawat mengenakan peralatan kerjanya untuk memulai shift di rumah sakit Cremona, tenggara Milan, Lombardy, 12 Maret 2020. Para pekerja kesehatan Italia kelelahan setelah selama bermingu-minggu mereka yang berada di garda terdepan memerangi pandemi virus corona. (Paolo MIRANDA/AFP)

Liputan6.com, Palembang - NI (nama samaran), salah satu nakes yang turut dipecat turut menyayangkan tindakan sepihak oleh Bupati Ogan Ilir terhadap ratusan nakes. Padahal NI merupakan nakes pioner di RSUD Ogan Ilir, yang mulai beroperasi sejak 7 tahun lalu.

Dia juga mendapat informasi dari rekannya yang menemui pihak manajemen di hari Rabu, jika 7 orang nakes tersebut disuruh meminta maaf dan mengakui kesalahan mereka.

“Sampai sekarang SK pemecatan secara fisik, tidak pernah kami terima sama sekali. Hanya dilihat melalui medsos saja. Setelah itu, tidak ada komunikasi lagi dengan pihak manajemen. Kami sudah dianggap berhenti,” katanya, saat ditulis Sabtu (7/8/2020).

NI akhirnya membeberkan pengalamannya bekerja selama 7 tahun di RSUD Ogan Ilir. Mulai dari upah para nakes honorer sering telat dibayar hingga dirapel selama 3 bulan sekali.

Bahkan, jasa dari penanganan pasien pengguna BPJS Kesehatan di tahun 2018 dihapuskan manajemen RSUD Ogan Ilir. Dengan alasan, datanya tidak lengkap, sehingga tidak bisa diklaim ke BPJS Kesehatan.

Mantan bidan RSUD Ogan Ilir ini juga membantah, jika seluruh nakes yang dipecat melakukan aksi mogok kerja selama 5 hari berturut-turut. Karena saat itu, ada sebagian nakes yang jadwalnya libur kerja.

Dia juga tidak terima dengan tuduhan, jika para nakes yang diberhentikan tersebut enggan melayani pasien Covid-19 dan mangkir dari tanggung jawab mereka.

“Kalau dituduh (mogok kerja) hanya karena uang, tidak ada itu. Dan juga bukan takut dengan pasien Covid-19. Pasien TBC, Hepatitis dan HIV kami tangani semua. Kalau takut, harusnya dari dulu. Kami hanya minta kejelasan saja,” ujarnya.

Kini, NI kembali menjadi bidan desa di Limbang Jaya Kabupaten Ogan Ilir Sumsel. Dia kembali ke rumah orangtuanya, sembari menunggu kelahiran anak keduanya.

Dia pun berharap, adanya pemanggilan kembali untuk bekerja di RSUD Ogan Ilir Sumsel. Kendati hanya mendapat honor sebesar Rp850.000 per bulan, namun dia sudah merasa nyaman bekerja di RSUD Ogan Ilir.

Dirut RSUD Ogan Ilir Roretta Arta Guna Riama menjawab semua keluh kesah mantan para nakesnya.

Menurutnya, kedatangannya ke DPRD Ogan Ilir tersebut karena memang mendapat undangan dari Komisi IV DPRD Ogan Ilir untuk menjelaskan simpang siur keluhan para nakes.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini :


Surat Pemanggilan Nakes

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ogan Ilir Sumsel (Liputan6.com / Nefri Inge)

“Saya memang mendapat undangan dari (Komisi IV) ke DPRD Ogan Ilir saat itu, terkait masalah para nakes RSUD Ogan Ilir Sumsel,” ucapnya.

Dia juga membantah jika hanya surat pemanggilan ke para nakes tersebut diberikan hanya satu lembar saja untuk ratusan nakes RSUD Ogan Ilir Sumsel.

Roretta mengatakan, jika satu per satu nakes yang mengadakan mogok kerja tersebut mendapatkan surat panggilan.

“Kami memerintahkan nakes untuk menghadap, suratnya by name. Jadi satu per satu ke nakes, bukan satu surat,” ucapnya.

Dia membantah jika managemen RSUD Ogan Ilir tidak memberikan ruang diskusi kepada para nakes sebelum dipecat. Karena menurutnya, managemen RSUD Ogan Ilir sudah melayangkan surat panggilan sebanyak dua kali ke para nakes.

Dirut RSUD Ogan Ilir Sumsel menuturkan, jika tidak benar adanya tebang pilih dari managemen RSUD Ogan Ilir terkait siapa saja yang akan dipilih. Karena menurutnya, mereka tidak punya kesempatan untuk memilih.


Pencairan BPJS Kesehatan

Kantor BPJS Kesehatan Palembang Sumsel (Liputan6.com / Nefri Inge)

Terkait pembayaran jasa BPJS Kesehatan tahun 2018 ke para nakes yang belum dicairkan managemen RSUD Ogan Ilir, dia mengungkapkan bahwa dana jasa tersebut sudah ada.

“Untuk (dana) jasa sudah ada di rekening RSUD Ogan Ilir. Namun karena banyaknya (nakes) yang mutasi menjadi kendala (pencairan),” ungkapnya.

Pencairan jasa BPJS Kesehatan tahun 2018 tersebut, lanjutnya, sedang diproses oleh pihak RSUD Ogan Ilir untuk segera dibagikan ke para nakes.

Dia juga berjanji, akan mengevaluasi tim managemen RSUD Ogan Ilir, pasca pemecatan ratusan nakes dan beragam isu yang menerpa kinerja kerja managemen RSUD Ogan Ilir.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya