Liputan6.com, Beirut - Ledakan di Beirut, Lebanon, menambah banyak krisis yang terjadi di negara itu. Dampak ledakan merusak banyak gedung dan tempat tinggal.
Pada wawancara TV, Gubernur Beirut Marwan Abboud memperkirakan jumlah tunawisma di daerahnya kini bertambah 300 ribu orang. Kerugian materi ditaksir antara USD 10 miliar hingga USD 15 miliar, demikian laporan USA Today, Jumat (7/8/2020).
Baca Juga
Advertisement
Gubernur Marwan sempat menangis ketika mengecek lokasi ledakan. Ia berkata kejadian itu mirip seperti peristiwa bom Hiroshima.
Kesedihan Gubernur Marwan terbilang wajar mengingat banyaknya kesulitan di Lebanon. Sebelum ada ledakan, sudah ada krisis ekonomi, kesulitan pangan, dan pandemi COVID-19.
Baca juga: Lebanon Krisis, Rakyat Minta Revolusi ke Presiden Prancis
"Kita harus tetap kuat, kita harus bertahan dan berani, tetapi ini terlalu parah," ucap Gubernur Marwan ketika mengunjungi lokasi ledakan.
Bantuan internasional sudah mulai berdatangan ke Lebanon usai ledakan pada Selasa petang waktu setempat. Ada bantuan dari Prancis, Yordania, Rusia, Ceko, hingga Australia.
Presiden Prancis Emmanuel Macron juga telah mengunjungi Beirut.
Ledakan terjadi di gudang tempat 2.750 ton amonium nitrat. Bahan kimia itu disita pemerintah Lebanon dari kapal milik pebisnis Rusia yang bangkrut.
Ada dugaan amonium nitrat itu meledak saat ada perbaikan tembok dan gerbang di gudang itu. Perbaikan diperintahkan oleh otoritas keamanan untuk mencegah pencuri.
Namun, pejabat pelabuhan di Beirut berkata perbaikan sudah selesai sebelum kebakaran dan ledakan terjadi.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Kronologi Ledakan Beirut
Ledakan di Beirut, Lebanon menjadi sorotan dunia. Peristiwa itu terjadi karena ledakan bahan kimia di gudang penyimpanan di pelabuhan.
Berikut kronologinya:
1. Kebakaran pada Selasa Petang
Peristiwa ledakan di Beirut, Lebanon, terjadi pada Selasa, 4 Agustus petang waktu setempat. Kantor berita National News Agency melaporkan kebakaran di gedung penyimpanan pada pukul 7 malam.
Pada berita itu tertulis bahwa gudang penyimpanan di pelabuhan Beirut kebakaran dan memicu ledakan.
2. Terjadi Ledakan Besar
Awalnya kebakaran terjadi di sekitar gudang itu. Beberapa orang juga sempat merekam asap yang membumbung tinggi.
Tiba-tiba, ledakan yang lebih besar terjadi. Kepulan asap secara cepat menyebar ke jalanan dan gedung-gedung di sekitar area ledakan.
3. Korban Terus Bertambah
Evakuasi dilakukan petugas kesehatan bersama warga. Jumlah korban ledakan di Beirut Lebanon masih terus bertambah dan AFP melaporkan setidaknya sudah ada 73 orang meninggal dunia dan 3.700 luka-luka.
Update terkini, korban sudah tembus 100 dan 5.000 terluka.
Advertisement
Seperti Bom Hiroshima
4. Gubernur Beirut Menangis
The New York Times melaporkan bahwa Gubernur Beirut Marwan Abboud mengaku tidak tahu apa penyebab ledakan. Sembari menangis, ia menyebut peristiwa ini sebagai tragedi.
Ia juga berkata ledakan ini seperti bom Hiroshima.
5. Selasa Malam, Pidato Nasional PM Lebanon
Perdana Menteri Lebanon, Hassad Diab, memberikan pidato di TV nasional pada Selasa malam. Ia menyebut tragedi ini sebagai bencana nasional, serta meminta bantuan dari dunia internasional.
PM Diab turut mengungkap fakta bahwa gudang penyimpanan itu sudah ada sejak 2014. Investigasi akan dilakukan untuk mencari siapa yang bertanggung jawab.
6. Bahan Ledakan Itu Merupakan Sitaan
Mayor Jenderal Abbas Ibrahim berkata gudang penyimpanan itu menampung bahan peledak yang disita oleh pemerintah bertahun-tahun lalu. Ia menolak menyebut bahan apa yang meledak itu.
PM Lebanon kemudian menyebut ada sekitar 2.750 ton amonium nitrat yang ada di gudang penyimpanan yang meledak.