Liputan6.com, Mumbai - Kematian Sameer Sharma menyisakan keterkejutan di benak publik. Apalagi polisi menduga penyebab kematian aktor berusia 44 tahun ini karena bunuh diri.
Tak sedikit yang kemudian merunut kembali perjalanan hidup Sameer Sharma. Termasuk soal kepingan hidupnya yang ia bagikan di media sosial.
Baca Juga
Advertisement
Sebuah unggahan bertanggal 22 Juli langsung menarik perhatian publik. Isinya adalah tulisan panjang mengenai depresi dan gangguan mental.
"Baca ini bila kau peduli dengan Sushant Sing Rajpur," tulis Sameer Sharma dalam caption. Seperti diketahui, Sushant Singh Rajput adalah aktor Bollywood yang tewas bunuh diri pada 14 Juni 2020.
Seperti Apa Rasanya?
"Saat sang iblis berhenti berteriak. Aku bicara tentang kesehatan mental. Dan aku membicarakan ini karena dokter akhirnya mengonfirmasi bahwa Sushant menderita gangguan bipolar," tuturnya, mengawali tulisan.
Sameer menambahkan, "Gangguan Bipolar, Depresi, Skizofrenia, dan lainnya. Apa kamu tahu apa artinya ini atau bagaimana rasanya? Kamu tidak akan mengerti, kecuali kamu pernah mengalaminya sendiri."
Advertisement
Kesepian
Sameer Sharma menambahkan bahwa depresi adalah penyakit yang membuat penderitanya sangat kesepian. Tak hanya itu, penyakit mental ini juga begitu disalahpahami.
"Ini sangat membuat kesepian karena kamu dikelilingi orang yang tak memahami apa yang kamu lalui. Dan ada yang menghardikmu saat kamu hendak mengungkapkannya," kata dia.
Sakit yang Tak Tertahankan
Sameer Sharma juga berbicara tentang betapa mengerikannya hal yang dihadapi seseorang yang akhirnya mengakhiri hidupnya sendiri. Karena itu, ia tak sepakat bila orang-orang ini disebut sebagai pengecut.
"Dia telah berjuang begitu keras, menghadapi rasa sakit yang demikian besar, sampai mengakhiri hidup menjadi satu-satunya jalan keluar untuknya," ia menyambung.
"Ia melakukannya karena sang iblis tak berhenti berteriak, teriakan yang menyebabkan rasa sakit yang tak tertahankan sekaligus tak bisa dijabarkan," tulis Sameer Sharma.
Advertisement
Mencari Bantuan
Di pengujung tulisan, ia memohon agar publik tak lagi memiliki stigma negatif terhadap penderita gangguan mental dan pengobatan psikiatris. Sebaliknya, Sameer Sharma mendorong masyarakat merangkul dan memberi semangat, agar sang penderita merasa bangga telah mencoba berjuang.
Terakhir, kepada penderita gangguan mental, Sameer Sharma mengajak agar tak menyangkal kondisinya. Melainkan untuk segera mencari bantuan.
Simak juga informasi berikut ini:
KONTAK BANTUAN
Bunuh diri bukan jawaban apalagi solusi dari semua permasalahan hidup yang seringkali menghimpit. Bila Anda, teman, saudara, atau keluarga yang Anda kenal sedang mengalami masa sulit, dilanda depresi dan merasakan dorongan untuk bunuh diri, sangat disarankan menghubungi dokter kesehatan jiwa di fasilitas kesehatan (Puskesmas atau Rumah Sakit) terdekat.
Bisa juga mengunduh aplikasi Sahabatku: https://play.google.com/store/apps/details?id=com.tldigital.sahabatku
Atau hubungi Call Center 24 jam Halo Kemenkes 1500-567 yang melayani berbagai pengaduan, permintaan, dan saran masyarakat.
Anda juga bisa mengirim pesan singkat ke 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat surat elektronik (surel) kontak@kemkes.go.id.