Liputan6.com, Cleveland - Pilpres Amerika Serikat sudah tinggal tiga bulan lagi, yakni Selasa 3 November 2020. Persaingan antara capres petahana Donald Trump melawan capres Joe Biden juga semakin keruh.
Pada kampanye di Ohio, Presiden Donald Trump berkata bahwa kebijakan Joe Biden bersifat radikal kiri. Ia menyebut Biden pro-China, mengambil hak senjata api (Amandemen Kedua), serta tak berlandaskan agama.
Baca Juga
Advertisement
"Kebijakan Joe Biden menempatkan China pertama dan Amerika terakhir," ucap Trump seperti dilaporkan AP News, Jumat (7/8/2020).
"Dia mengikuti agenda radikal kiri untuk menyita senjata api, menghancurkan Amandemen Kedua, tidak ada agama, tidak ada apa-apa. Ia menyakiti Injil, menyakiti Tuhan, ia melawan Tuhan, dan ia melawan energi, energi jenis kita," ucap Donald Trump yang yakin Biden akan kalah di Ohio.
Berdasarkan survei Pew Research pada Juni lalu, mayoritas Kristen Protestan dan Katolik kulit putih cenderung memihak Trump. Sementara, Joe Biden unggul telak di kalangan warga ateis dan agnostik.
Komentar Donald Trump tentang agamanya membuat Joe Biden kesal. Ia menyebut retorika Trump mempermalukan jabatan presiden.
"(Tindakan) Presiden Trump yang menyerang iman saya adalah memalukan," ujar Joe Biden seperti dikutip USA Today.
"Hal itu di bawah jabatan yang ia pegang," kata Biden yang berkata Donald Trump melakukan hal rendah demi kepentingan politik.
Pada kampanye pilpres 2016, Donald Trump juga melontarkan berbagai hal kontroversial. Donald Trump juga kerap memberi julukan mengejek ke lawan-lawan politiknya.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Joe Biden Tolak Tantangan Donald Trump untuk Ikut Tes Kognitif Jelang Pilpres AS
Sebelumnya, Capres AS Joe Biden dari Partai Demokrat menolak tantangan Donald Trump untuk mengikuti tes kognifif. Isu tes kognitif jadi bahan perseteruan antara Trump dan Biden setelah keduanya saling serang kemampuan berpikir satu sama lain.
Narasi yang dipakai adalah orang yang kemampuan kognitifnya rendah tidak pantas menjabat sebagai presiden.
Capres petahana Donald Trump sudah mengambil tes kognitif. Reporter dari CBS lantas meminta klarifikasi kepada Joe Biden apakah dia sudah mengambil tes kognitif, tetapi mantan wakil presiden itu malah mengkritik reporternya.
"Tidak, saya belum mengambil tesnya. Mengapa pula saya harus ikut tes? Come on, man," ujar Joe Biden dalam wawancara CBS, seperti dikutip Kamis 6 Agustus 2020.
Capres berusia 77 tahun ini menganggap tes kognitif sama saja seperti tes narkoba. Biden bahkan apakah si reporter itu seorang junkie (pecandu).
"Bagaimana menurutmu? Apa kamu seorang junkie?" ucap Joe Biden sambil terkekeh.
Pada akhir Juli lalu, Presiden Donald Trump sempat membahas tes kognitif yang ia ikuti dan menantang Biden untuk ikut tes juga. Trump berkata tesnya sulit, tetapi ia berhasil menjawab 35 pertanyaan tes dan lulus.
Reporter Fox News yang mewawancarai Donald Trump berkata bahwa tesnya mudah, yakni seperti menuliskan nama-nama hewan yang ada pada gambar. Presiden Trump tak setuju dan berkata ada lima pertanyaan yang sulit.
"Saya jamin kepadamu bahwa Joe Biden tak bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan itu," ujar Trump.
Advertisement