Pembentukan Holding RS BUMN Masuk Tahap 2, Erick Thohir Targetkan Raup Rp 4,5 Triliun

Pembentukan holding rumah sakit BUMN telah memasuki babak selanjutnya

oleh Athika Rahma diperbarui 09 Agu 2020, 20:18 WIB
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir melakukan kunjungan guna mengecek persiapan Rumah Sakit Pertamina Jaya. (Athika/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Pembentukan holding rumah sakit BUMN telah memasuki babak selanjutnya. Pertamedika IHC selaku komando holding rumah sakit BUMN telah melakukan penandatanganan akta jual beli dengan 7 BUMN pemilik rumah sakit di Kementerian BUMN, Jumat (7/8/2020).

Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan, nantinya, holding rumah sakit BUMN ini ditargetkan bisa meraih pendapatan Rp 4,5 triliun. Saat ini, Pertamedika akan mengelola 35 RS dari sebelumnya 14 RS, dan jumlahnya akan terus bertambah setelah selesainya implementasi roadmap Holding RS BUMN.

Pertamedika IHC nantinya akan menempati peringkat dua grup rumah sakit dengan jaringan terbesar di Indonesia dengan jumlah lebih dari 4.500 tempat tidur.

"Secara konsolidasi, grup RS BUMN diestimasikan memiliki pendapatan usaha mencapai Rp4,5 tilliun dengan total aset mendekati Rp5 trilliun," papar Erick Tohir dalam keterangan resmi, Jumat (7/8/2020)

Adapun, penandatanganan ini merupakan tindaklanjut dari pengembangan Rumah Sakit BUMN secara bersama dalam gup IHC yang berpotensi untuk meningkatkan peran dalam ketahanan kesehatan nasional melalui empat objektif strategis.

Keempat obyek itu ialah penyediaan layanan kesehatan berkualitas, peningkatan jaringan dan skala, pengembangan kapabilitas dan inovasi, serta integrasi dan kolaborasi ekosistem kesehatan nasional.

“Dengan semangat yang sama, yaitu memudahkan dan melayani masyarakat Indonesia, saya berpikir bahwa seharusnya seluruh RS milik BUMN dapat dikelola secara profesional dan transparan, dan dipimpin oleh orang yang memiliki expertise di bidang kesehatan,” ujar Erick.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Pengambilalihan Saham Mayoritas

Dirut Pelindo III (kiri) Menteri BUMN (tengah) dan Dirut RS PHC (kanan) Saat Menjelaskan Fasilitas RS PHC. (Foto:Dok. Pelindo III)

Kegiatan yang merupakan aksi korporasi ini merupakan bagian dari roadmap pembentukan Holding RS BUMN yang telah dimulai sejak tahun 2018 melalui pengambilalihan saham mayoritas Rumah Sakit Pelni.

Sebelumnya, pada 30 Juni lalu, Pertamedika IHC secara resmi mengambil alih saham 7 Rumah Sakit BUMN sebagai bentuk tindak lanjut dari rencana Menteri BUMN Erick Thohir untuk mengkonsolidasikan rumah sakit BUMN ke dalam holding.

Adapun 7 Perusahaan BUMN tersebut adalah PT Krakatau Steel (Persero) Tbk sebagai pemegang saham PT Krakatau Medika; PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) sebagai pemegang saham PT Rumah Sakit Pelabuhan; PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) sebagai pemegang saham PT Pelindo Husada Citra.; PT Perkebunan Nusantara X sebagai pemegang saham PT Nusantara Medika Utama.

Dalam menghadapi rangkaian proses aksi korporasi, Pertamedika IHC didampingi oleh PT Danareksa Sekuritas beserta konsultan pendukung lainnya.

"Saya harap rumah sakit BUMN dapat saling bekerjasama, membangun ekosistem kesehatan yang baik dengan rumah sakit swasta, daerah dan tentu memprioritaskan produk dalam negeri. Saya yakin, dengan langkah ini, dampak virus Corona bisa kita lalui bersama," ujar Erick mengakhiri.


Resmi, 7 Rumah Sakit Bergabung Jadi Holding RS BUMN

RS Pertamina Jaya siap beroperasi menjadi rumah sakit khusus penanganan COVID-19. (Dok Humas Pertamedika IHC)

PT Pertamina Bina Medika IHC secara resmi mengambil alih saham 7 Rumah Sakit BUMN sebagai bentuk tindak lanjut dari rencana Menteri BUMN Erick Thohir untuk mengkonsolidasikan rumah sakit BUMN dalam holding.

Persetujuan ini ditandai dengan penandatanganan perjanjian pengambilalihan saham bersyarat (conditional sales and purchase agreement/CSPA) antara kedua belah pihak.

Erick Thohir menyatakan, integrasi RS BUMN ini akan meningkatkan fokus bisnis dan kualitas pelayanan kesehatan serta menjadikannya pemimpin pasar dalam bisnis rumah sakit di Indonesia.

"Secara konsolidasi grup RS BUMN diestimasikan memiliki pendapatan usaha hingga mencapai Rp 4,5 triliun dan total aset mendekati Rp 5 triliun," ujar dia dalam keterangan resmi, sebagaimana ditulis Rabu (1/7/2020).

Adapun, ke-7 rumah sakit itu ialah Krakatau Medika (milik Krakatau Steel), Rumah Sakit Pelabuhan (milik Pelindo II), Pelindo Husada Citra (milik Pelindo III), Nusantara Medika Utama (milik PTPN X), Nusantara Sebelas Medika (milik PTPN XI), Rolas Nusantara Medika (milik PTPN XII) dan Rumah Sakit Bakti Timah (milik Timah).

Tahap awal roadmap pembentukan Holding RS BUMN telah dimulai sejak tahun 2018. Saat ini Pertamedika IHC telah memiliki saham mayoritas atas salah satu RS BUMN ternama yaitu RS Pelni.

RS Pelni memiliki kinerja operasional dan keuangan yang sangat baik didorong oleh kekuatan utama dalam bidang digitalisasi layanan berbasis Information Technology.

Saat ini RS Pelni melayani pasien BPJS yang menjadikannya salah satu rumah sakit dengan layanan BPJS terbaik dan terbesar di Indonesia. 


Grup BUMN

Tim dokter melakukan pengecekan alat ventilator di ruang ICU RS Pertamina Jaya, Jakarta, Senin (6/4/2020). Secara keseluruhan RSPJ memiliki kapasitas 160 tempat tidur dengan 65 kamar isolasi dengan negative pressure untuk merawat pasien yang positif Corona. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Saat ini grup BUMN rata-rata memiliki 2-4 rumah sakit, dengan posisi sebaran cenderung terkonsentrasi pada satu wilayah seperti Jawa Timur untuk grup PTPN X–XII dan Pelindo 3, atau wilayah Bangka Belitung untuk grup Timah.

Pembentukan Grup Indonesia Healthcare Corporation (IHC) yang dipimpin oleh Pertamedika IHC ini bertujuan untuk memperluas cakupan wilayah pelayanan serta mengembangkan cakupan pasar Rumah Sakit BUMN Indonesia hingga mencapai 80 persen dalam lingkup pasar BUMN.

Jumlah rumah sakit yang akan dikelola dalam grup IHC ini akan meningkat dari sebelumnya 14 RS menjadi total 35 RS dan akan terus bertambah setelah selesainya implementasi roadmap Holding RS BUMN.

Konsolidasi 35 RS ini akan meningkatkan kapasitas grup IHC dengan jumlah lebih dari 4.500 tempat tidur di berbagai wilayah Indonesia.

Hal ini akan mendorong pengembangan skala bisnis secara signifikan dan pengembangan jangkauan cakupan usaha Grup IHC di Indonesia, bahkan kedepannya diharapkan dapat ekspansi ke negara tetangga.

"Penggabungan ini akan menerapkan standarisasi kualitas dan operasional layanan di jaringan rumah sakit anggota holding seluruh Indonesia, dan hal itu identik dengan peningkatan pelayanan dan sekaligus meningkatkan keahlian para expert, artinya kita mendorong RS milik bangsa Indonesia meraih kepercayaan masyarakat Indonesia untuk memilih berobat di RS negeri sendiri, dibanding ke luar negeri," imbuh Erick.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya