Liputan6.com, Jakarta - Di Facebook beredar kabar ada seorang ahli penyakit menular asal Amerika Serikat, Dr. Anthony Fauci telah menetapkan klorokuin dan hidroksikloroquine sebagai obat yang paling ampuh menangkal virus corona. Fauci disebut-sebut sudah mengetahui obat tersebut sejak 15 tahun lalu.
Tim Cek Fakta Liputan6.com menemukan dua akun Facebook yang percaya kalau Fauci sudah menemukan obat virus corona sejak 2005. Dua akun itu atas nama Mazi Ifeanyichukwu Okolie dan Sarah Iman Robinson.
Advertisement
Dalam Facebook mereka masing-masing keduanya membahas soal: The Virology Journal, sebuah penelitian yang dipublikasikan secara resmi oleh National Institutes of Health, Dr. Fauci.
Begini narasi inti yang mereka bagikan di Facebook:
"Dr. Fauci menerbitkan apa yang sekarang menjadi artikel blockbuster pada 22 Agustus 2005, di bawah judul - bersiaplah untuk ini - 'Chloroquine adalah penghambat kuat infeksi dan penyebaran SARS virus corona.
Ini berarti, tentu saja, bahwa Dr. Fauci telah mengetahui selama 15 tahun bahwa klorokuin dan hydroxychloroquine (HCQ), tidak hanya mengobati kasus virus corona saat ini ('terapeutik') tetapi juga mencegah kasus di masa depan ('profilaksis'). Jadi HCQ berfungsi sebagai obat dan vaksin. "
Lalu, benarkah Dr. Anthony Fauci telah mengklaim klorokuin dan hidroksikloroquine sebagai obat yang paling ampuh menangkal virus corona?
Penelusuran Fakta
Tim Cek Fakta Liputan6.com yang penasaran dengan isu tersebut menemukan sebuah artikel dari AFP yang berjudul: 'Hoax circulates online that Fauci ‘knew’ about effective coronavirus treatments in 2005'. Artikel itu dipublikasikan pada 7 Agustus 2020.
Dalam artikel tersebut, dikatakan kalau Dr. Anthony Fauci telah menjadi direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular (NIAID) di bawah Institut Kesehatan Nasional (NIH) Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS sejak 1984.
AFP juga memaparkan chloroquine sebagai obat malaria dan amebiasis. Sedangkan Hydroxychloroquine (HCQ), metabolit klorokuin yang kurang beracun, digunakan untuk mengobati penyakit rematik, menurut studi tahun 2020 ini.
AFP juga memaparkan studi asli Dr Anthony Fauci di tahun 2005. Studi dalam bentuk makalah itu diterbitkan setelah wabah sindrom pernafasan akut parah (SARS) tahun 2003.
Menanggapi postingan menyesatkan tersebut, salah satu penulis makalah asli selain Dr, Anthony Fauci, yani Dr Eric Bergeron ikut bersuara. "Itu benar-benar tidak masuk akal."
"Makalah ini hanya menunjuukan kalau klorokuin bekerja dalam eksperimen kultur sel. Kemudian penelitian pada tikus menunjukkan kalau klorokuin tidak efektif melawan SARS-CoV," katanya.
"Hasil kami yang dipublikasikan menunjukkan bahwa klorokuin harus dipertimbangkan dalam uji coba pada manusia, tetapi uji coba menunjukkan bahwa klorokuin tidak efektif melawan SARS-CoV-2 (yang menyebabkan COVID-19)," ujar Bergeron menegaskan.
Sementara itu, juru bicara NIAID yang tidak disebutkan namanya mengatakan: "Dr. Fauci telah menyatakan ada kekurangan bukti yang baik dalam uji coba terkontrol yang menunjukkan kalau hydroxychloroquine adalah obat yang efektif melawan covid-19."
Tim Cek Fakta Liputan6.com juga mengutip pernyataan resmi WHO pada 7 Agustus 2020 yang menyebut kalau mereka belum menemukan obat ampuh untuk membunuh virus corona covid-19.
"Penyalahgunaan hydroxychloroquine dapat menyebabkan efek samping dan penyakit yang serius dan bahkan menuju kematian," bunyi pernyataan resmi WHO.
Advertisement
Kesimpulan
Postingan yang menyebut Dr Fauci sudah menemukan obat virus corona sejak Agustus 2005 adalah salah. Faktanya, hingga saat ini, WHO belum mengklaim obat yang paling ampuh untuk menyembuhkan pasien dari virus corona.
Tentang Cek Fakta
Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia.
Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu.
Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Advertisement