Kemlu Ungkap Proses Kerja Sama Vaksin COVID-19 Indonesia dengan Dunia

Kerja sama vaksin Virus Corona baru di Indonesia masih terus diproses.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 09 Agu 2020, 07:00 WIB
Teuku Faizasyah, Juru Bicara Kemlu RI dalam acara press briefing bersama awak media pada Jumat 7 Agustus 2020.

Liputan6.com, Jakarta - Proses pengembangan vaksin Virus Corona COVID-19 antara Indonesia dan negara lain masih berada dalam tahap proses. 

Saat ini, Bio Farma tengah menjalin komunikasi yang intensif dalam merealisasikan kerjasama pengembangan vaksin COVID-19.

"Bulan ini, telah dibahas rencana pengiriman bulk vaccine pasca selesainya uji klinis tahap 3, yang akan diformulasi di Indonesia pada kuartal pertama 2021," ujar Teuku Faizasyah selaku Jubir Kemlu RI. 

Dalam laporannya, pada minggu ketiga dan keeempat pada bulan Juli lalu, telah didatangkan tim tenaga ahli dari Italia untuk penyelesaian fasilitas Integrated Filling Line. Tim ini telah melakukan tahap awal inspeksi kualifikasi alat untuk pengembangan manufaktur produksi vaksin.

Faizasyah turut menambahkan bahwa untuk proses selanjutnya, masih diperlukan tahapan inspeksi kualifikasi alat lanjutan oleh tenaga ahli tersebut sehingga fasilitas Integrated Filling Line menghasilkan tambahan kapasitas 150 juta dosis per tahun atau total kapasitas 250 juta dosis per tahun, di mana kapasitas awalnya hanya sebanyak 100 juta dosis per tahun.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Kerja Sama Indonesia dan Pihak Luar

Ilustrasi coronavirus, virus corona, koronavirus, Covid-19. Kredit: Fernando Zhiminaicela via Pixabay

Saat ini, Indonesia telah menyepakati kerja sama pengembangan vaksin dengan sejumlah perusahaan seperti SinoVac, Genexine dan CEPI.

Selain itu, Kimia Farma telah melakukan penjajakan dengan G42 untukmelakukan kerja sama pengadaan vaksin COVID-19. Draf MoU tengahmenunggu finalisasi dan diharapkan dapat ditandatangani pada mingguke-2 Agustus 2020. 

"Indonesia akan berpartisipasi pada uji klinis tahapke-3 di UAE melalui pengiriman expert atau reviewer," ungkap Faizasyah.

Teuku Faizasyah menjelaskan bahwa penjajakan kerja sama dengan mitra internasional dilakukan atas dasar pertimbangan kemampuan produksi dan pengembangan di Indonesia.

"Untuk saat ini, Indonesia memiliki kapabilitas pengembangan dan produksi vaksin yang menggunakan platform protein sub-unit dan inaktivasi virus," tambahnya kemudian.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya