Dobrak Aturan Lama, Anggota Parlemen Korsel Pakai Dress Rok Pendek Saat Rapat

Ia mendapat kecaman dan pujian setelah sebuah foto beredar. Media lokal Korea Selatan bahkan menulis pemberitaan tentang wanita itu menggunakan kata gaun mini merah.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 09 Agu 2020, 14:31 WIB
Ilustrasi bendera Korea Selatan (AP/Chung Sung-Jun)

Liputan6.com, Seoul - Seorang wanita yang merupakan anggota parlemen di Korea Selatan jadi sorotan oleh banyak orang di negara tersebut lantaran mengenakan rok di atas lutut.

Dikutip dari laman The Guardian, Minggu (9/8/2020) Ryu Ho-jeong, yang pada usia 28 tahun adalah anggota parlemen Korea Selatan termuda dari majelis nasional negara itu.

Ia mendapat kecaman dan pujian setelah sebuah foto beredar. Media lokal bahkan menulis pemberitaan tentang wanita itu menggunakan kata gaun mini merah.

Pilihan pakaiannya dinilai sebagian orang yang kontra sangat kontras dengan setelan dan dasi gelap yang dikenakan oleh sebagian besar anggota parlemen pria.

Oleh karenanya, tampilan itu memicu komentar misoginis di internet. Salah satunya, yang muncul di forum Facebook untuk pendukung partai Demokrat yang berkuasa, mengatakan; Ryu seorang anggota dari partai kecil Keadilan yang progresif.

Sementara itu, beberapa anggota parlemen Korea Selatan membela Ryu. Banyak anggota parlemen perempuan menilai bahwa kecaman terhadap wanita itu merupakan tindakan seksis.

Dalam sebuah posting Facebook, Ko Min-jung, seorang anggota partai yang berkuasa, berterima kasih kepada Ryu karena "mematahkan sikap kekakuan dan otoritarianisme yang berlebihan" dari majelis nasional.

Simak video pilihan berikut:


Alasan Penggunaan Setelan Gaun Merah Muda

Ilustrasi Korea Selatan (iStock)

Ryu mengatakan pilihan pakaiannya dirancang untuk menantang dominasi laki-laki dalam majelis berkapasitas 300 kursi. Dimana ada 57 anggota parlemen perempuan setelah pemilihan April.

"Di setiap rapat paripurna, kebanyakan anggota parlemen laki-laki dan paruh baya, muncul dengan jas dan dasi, jadi saya ingin menghancurkan tradisi itu," katanya kepada Yonhap.

Ryu adalah bagian dari gerakan wanita Korea Selatan yang sedang berkembang yang menantang ekspektasi lama tentang bagaimana mereka seharusnya tampil di depan umum.

Kampanye "escape the corset" didorong oleh reaksi terhadap standar kecantikan yang menuntut wanita menghabiskan waktu berjam-jam untuk merias wajah dan melakukan perawatan kulit, serta mencapai tampilan tertentu dengan menjalani operasi kosmetik.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya