23 Kasus Baru Virus Corona Terdeteksi di China

Kasus ini turun dari sehari sebelumnya, yakni 31 kasus, menurut Komisi Kesehatan Nasiona China.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 09 Agu 2020, 16:00 WIB
Gambar ilustrasi diperoleh pada 27 Februari 2020 dengan izin dari Food and Drug Administration AS menunjukkan Virus Corona COVID-19. (US Food and Drug Administration/AFP)

Liputan6.com, Jakarta Sebanyak 23 kasus baru virus Corona terdeteksi di China daratan pada Sabtu (8/8). Kasus ini turun dari sehari sebelumnya, yakni 31 kasus, menurut Komisi Kesehatan Nasional China.

Menurut pernyataan otoritas kesehatan, 15 kasus di antaranya merupakan transmisi lokal sementara delapan sisanya kasus impor.

Sekitar 45 orang diperbolehkan pulang dari rumah sakit, Sabtu kemarin. Sementara itu, masih terdapat 817 kasus aktif di negara tersebut, termasuk 43 kasus parah, seperti dikutip Antara.

Hingga kini, jumlah total infeksi COVID-19 di China daratan mencapai 84.619 kasus dengan 4.634. 

Simak Video Berikut Ini:


7 kandidat vaksin COVID-19

ilustrasi virus corona/copyright by diy13 (Shutterstock)

Saat ini, ada 7 kandidat vaksin COVID-19 di dunia yang masuk uji klinis fase 3. Kabar menggembirakan ini disampaikan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito beberapa waktu lalu.

Wiku menegaskan, semua negara akan berusaha keras untuk bisa mendapatkan atau menghasilkan vaksin. Ini demi melindungi masyarakatnya, tidak terkecuali Indonesia.

"Kita juga melakukan hal itu, baik mencari vaksin yang ada di dunia maupun mengembangkan vaksin yang ada di Indonesia," tegasnya.

Adapun vaksin COVID-19 yang memasuki fase ketiga dalam uji klinis, sebagai berikut:

1. Sinovac Biotech dengan Bio Farma

2. Wuhan Institute bersama Sinopharm

3. Beijing Institute bersama Sinopharm

4. BioNTech dan Fosun Pharma

5. Universitas Oxford dan Astrazeneca

6. Moderna bersama NIAID Amerika

7. Murdoch Children's Research Institute

"Kami sampaikan bahwa uji vaksin fase ketiga ini diberikan kepada ribuan orang untuk memastikan keamanannya, termasuk efek samping yang jarang terjadi serta keefektifannya," terang Wiku.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya