Liputan6.com, Beirut - Dua pejabat dari pemerintahan Lebanon mengundurkan diri, setelah protes warga akibat ledakan di Beirut yang terjadi beberapa hari lalu menyulut kemarahan masyarakat.
Kedua pejabat itu adalah Menteri Penerangan Manal Abdel Samad dan Menteri Lingkungan Damianos Kattar, demikian dikutip dari laman UPI.com, Senin (10/8/2020).
"Saya ingin meminta maaf kepada rakyat Lebanon, yang aspirasinya tidak dapat kami penuhi karena sulitnya tantangan yang kami hadapi," katanya dalam pernyataan yang disiarkan televisi dari kementerian.
Baca Juga
Advertisement
Abdel Samad juga mengatakan dia mengundurkan diri "sebagai tanggapan atas permintaan masyarakat akan perubahan."
Menteri Penerangan mengatakan, dia berusaha untuk mengatasi protes Oktober lalu, "tetapi perubahan tetap jauh."
Juga pada hari Minggu, Nehmat Frem menjadi anggota parlemen keenam yang mengundurkan diri, menurut televisi Tele-Liban.
Senin lalu, Menteri Luar Negeri Nassif Hitti mengundurkan diri sebelum ledakan itu, memperingatkan Lebanon berisiko menjadi "negara yang gagal".
Para pemimpin dunia, termasuk Presiden AS Donald Trump, dan perwakilan dari lembaga internasional berpartisipasi dalam konferensi video untuk membahas bantuan ke negara tersebut. Presiden Prancis Emmanuel Macron, yang mengunjungi Beirut pada Kamis, mengatakan kemudian dia ingin bantuan itu langsung diberikan kepada rakyat Lebanon dan bukan ke "tangan-tangan yang korup."
"Pemerintah Lebanon sekarang harus melaksanakan reformasi politik dan ekonomi yang diminta oleh rakyat dan komunitas internasional," kata Macron Minggu.
Para pemimpin dunia menyebut US$ 298 juta bantuan akan "langsung dikirim ke penduduk Lebanon." Ini akan disalurkan melalui PBB dan organisasi bantuan internasional, bukan melalui pemerintah Lebanon.
Mereka juga menawarkan dukungan untuk "penyelidikan yang tidak memihak, kredibel dan independen" atas tragedi tersebut.
Simak video pilihan berikut:
Pernyataan Donald Trump
Usai konferensi video, Gedung Putih mengeluarkan pernyataan.
"Presiden Trump menegaskan kembali bahwa Amerika Serikat siap dan bersedia untuk terus memberikan bantuan untuk membantu rakyat Lebanon dalam pemulihan mereka," bunyi pernyataan itu.
"Presiden setuju dengan para pemimpin lainnya untuk bekerja sama erat dalam upaya tanggapan internasional."
"Presiden Trump juga mendesak pemerintah Lebanon untuk melakukan penyelidikan penuh dan transparan, di mana Amerika Serikat siap membantu."
Trump juga "menyerukan ketenangan di Lebanon dan mengakui seruan sah dari pengunjuk rasa untuk transparansi, reformasi, dan akuntabilitas."
Ledakan pada Kamis itu disebabkan oleh 2.750 ton bahan peledak yang berada di pelabuhan utama negara itu selama enam tahun, meskipun sudah ada peringatan keselamatan yang dilontarkan berulang kali.
Advertisement