Menteri Penerangan dan Lingkungan Lebanon Mundur Pasca-Ledakan di Beirut

Menteri Penerangan Lebanon mengatakan, dia berusaha untuk mengatasi protes Oktober lalu. Tetapi perubahan tetap jauh.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 10 Agu 2020, 09:58 WIB
Petugas penyelamat dan keamanan bekerja di lokasi ledakan besar di Beirut, Lebanon, Rabu (5/8/2020). Ledakan yang mengakibatkan puluhan orang tewas dan ribuan lainnya terluka tersebut meratakan pelabuhan dan merusak bangunan di seluruh Beirut. (AP Photo/Hussein Malla)

Liputan6.com, Beirut - Dua pejabat dari pemerintahan Lebanon mengundurkan diri, setelah protes warga akibat ledakan di Beirut yang terjadi beberapa hari lalu menyulut kemarahan masyarakat.

Kedua pejabat itu adalah Menteri Penerangan Manal Abdel Samad dan Menteri Lingkungan Damianos Kattar, demikian dikutip dari laman UPI.com, Senin (10/8/2020).

"Saya ingin meminta maaf kepada rakyat Lebanon, yang aspirasinya tidak dapat kami penuhi karena sulitnya tantangan yang kami hadapi," katanya dalam pernyataan yang disiarkan televisi dari kementerian.

Abdel Samad juga mengatakan dia mengundurkan diri "sebagai tanggapan atas permintaan masyarakat akan perubahan."

Menteri Penerangan mengatakan, dia berusaha untuk mengatasi protes Oktober lalu, "tetapi perubahan tetap jauh."

Juga pada hari Minggu, Nehmat Frem menjadi anggota parlemen keenam yang mengundurkan diri, menurut televisi Tele-Liban.

Senin lalu, Menteri Luar Negeri Nassif Hitti mengundurkan diri sebelum ledakan itu, memperingatkan Lebanon berisiko menjadi "negara yang gagal".

Para pemimpin dunia, termasuk Presiden AS Donald Trump, dan perwakilan dari lembaga internasional berpartisipasi dalam konferensi video untuk membahas bantuan ke negara tersebut. Presiden Prancis Emmanuel Macron, yang mengunjungi Beirut pada Kamis, mengatakan kemudian dia ingin bantuan itu langsung diberikan kepada rakyat Lebanon dan bukan ke "tangan-tangan yang korup."

"Pemerintah Lebanon sekarang harus melaksanakan reformasi politik dan ekonomi yang diminta oleh rakyat dan komunitas internasional," kata Macron Minggu.

Para pemimpin dunia menyebut US$ 298 juta bantuan akan "langsung dikirim ke penduduk Lebanon." Ini akan disalurkan melalui PBB dan organisasi bantuan internasional, bukan melalui pemerintah Lebanon.

Mereka juga menawarkan dukungan untuk "penyelidikan yang tidak memihak, kredibel dan independen" atas tragedi tersebut.

 

Simak video pilihan berikut:


Pernyataan Donald Trump

Dalam gambar drone ini, silo yang hancur berada di antara puing-puing setelah ledakan di pelabuhan Beirut, Lebanon, Rabu (5/8/2020). Ledakan di kawasan pelabuhan itu mengguncangkan seluruh ibu kota, mengguncang bangunan, dan menebarkan kepanikan di antara warganya. (AP Photo/Hussein Malla)

Usai konferensi video, Gedung Putih mengeluarkan pernyataan.

"Presiden Trump menegaskan kembali bahwa Amerika Serikat siap dan bersedia untuk terus memberikan bantuan untuk membantu rakyat Lebanon dalam pemulihan mereka," bunyi pernyataan itu.

"Presiden setuju dengan para pemimpin lainnya untuk bekerja sama erat dalam upaya tanggapan internasional."

"Presiden Trump juga mendesak pemerintah Lebanon untuk melakukan penyelidikan penuh dan transparan, di mana Amerika Serikat siap membantu."

Trump juga "menyerukan ketenangan di Lebanon dan mengakui seruan sah dari pengunjuk rasa untuk transparansi, reformasi, dan akuntabilitas."

Ledakan pada Kamis itu disebabkan oleh 2.750 ton bahan peledak yang berada di pelabuhan utama negara itu selama enam tahun, meskipun sudah ada peringatan keselamatan yang dilontarkan berulang kali.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya