Ekonomi Juli Membaik, Pemerintah Optimis Indonesia Tak Masuk Jurang Resesi

Indonesia diyakini tak akan jatuh ke jurang resisi karena data ekonomi di Juli menunjukan perbaikan.

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Agu 2020, 12:10 WIB
Anak-anak bermain di bantaran Kanal Banjir Barat dengan latar belakang gedung pencakar langit di Jakarta, Kamis (6/8/2020). Badan Pusat Statistik mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia Kuartal II/2020 minus 5,32 persen akibat perlambatan sejak adanya pandemi COVID-19. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Staf Khusus Presiden bidang Ekonomi Arif Budimanta optimis Indonesia bisa telepas dari belenggu resesi. Hal tersebut terlihat dari data Juli yang memiliki perbaikan.

"Bulan Juli menunjukan mulai adanya perbaikan-perbaikan, seperti manufacturing PMI yang meningkat dari 39,1 pada bulan Juni menjadi 46,9 pada bulan Juli dan diharapkan bulan ini sudah bisa diatas 50," kata Arif dalam pesan singkat, Senin (10/8).

Kemudian pertumbuhan kredit perbankan juga mulai membaik. Sebab itu kata dia momentum tersebut bisa dijaga serta ditingkatkan.

"Maka kuartal III ini ekonomi kita bisa segera pulih," kata Arif.

Dia menjelaskan melihat kontraksi yang terjadi di beberapa negara dagang. Sebab itu potensi ekonomi dalam negerilah yang harus dijaga untuk dapat menopang perekonomian kedepan agar dapat tumbuh positif.

"Konsumsi masyarakat, Belanja Pemerintah maupun investasi domestik harus didorong untuk dapat tumbuh," tutup dia.

Reporter: Intan Umbari Prihatin

Sumber: Merdeka.com 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Istana: Indonesia Masih Punya Peluang Hindari Resesi

Pemandangan deretan gedung-gedung pencakar langit di Jakarta, Jumat (29/9). Pemerintah melalui Menteri Keuangan Sri Mulyani meyakinkan target pertumbuhan ekonomi tahun 2018 sebesar 5,4 persen tetap realistis. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi Arif Budimanta menjelaskan saat ini Indonesia masih bisa menghindari resesi. Hal tersebut jika pertumbuhan ekonomi pada kuartal III secara tahunan akan capai nilai positif.

"Indonesia masih bisa menghindari resesi jika pertumbuhan ekonomi kita pada kuartal III ini secara tahunan dapat mencapai nilai positif," kata Arif dalam pesan singkat, Senin (10/8).

Dia menjelaskan jika Indonesia juga saat ini belum mencapai resesi. Sebab konsensus semua ekonomi diseluruh dunia menyatakan resesi adalah pertumbuhan negatif perekonomian berturut-turut selama 2 kuarta dihitung secara tahunan.

"Jika sebuah negara mengalami pertumbuhan negatif selama 2 kuartal berturut-turut dihitung secara quartalan (q-t-q) bukan secara tahunan (y-o-y) maka itu belum bisa disebut mengalami resesi," ungkap Arif.

Dia menjelaskan pertumbuhan negatif pada kuartal II sudah diprediksi sebelumnya lantaran munculnya wabah Covid-19. Kemudian kata dia Pada kuartal I kita masih tumbuh positif 2,97 persen year of year (y-o-y).

"Dikuartal III kita punya peluang kembali ke level positif setelah bergeraknya lagi aktivitas perekonomian dengan protokol adaptasi kebiasaan baru (AKB)," kata Arif.


Percepat Realisasi Anggaran PEN

Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa tiba di Istana Negara, Selasa (22/10/2019). Kedatangan Suharso Monoarfa menyusul sejumlah tokoh yang sebelumnya datang ke Istana terkait penetapan Calon Menteri Kabinet Kerja Jilid 2. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya Mantan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Andrinof Chaniago mendorong pemerintah untuk mempercepat realisasi anggaran program pemulihan ekonomi (PEN) di kuartal III-2020. Dengan demikian, akselerasi pertumbuhan ekonomi di kuartal tersebut dapat kembali terdongkrak.

"Kuartal III mau tidak mau anggaran harus jalan kita akan gerakan ekonomi," kata dia dalam sebuah diskusi di Jakarta, Minggu (9/8).

Mengenai besaran pertumbuhan angkanya, dirinya tidak bisa memastikan. Hanya saja pertumbuhan kuartal III dapat lebih baik dari yang terjadi pada sebelumnya di kuartal II-2020.

"Soal angka besar kemungkinan tidak seperti kuartal II dan akhir tahun masih tanda tanya. Kalau liat ramalan-ramalan (akhir tahun) kita bisa minus juga nol. Ini kesiapan psikologi saja," katanya.

Reporter: Intan Umbari Prihatin

Sumber: Merdeka.com 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya