Liputan6.com, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus melakukan reformasi industri pasar modal untuk menciptakan industri yang terpercaya. Salah satu langkah reformasi tersebut adalah mempercepat proses perizinan.
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan, selain proses perizinan, OJK juga tengah melakukan berbagai kemudahan lain. Mulai dari penyempurnaan infrastruktur, penguatan pengawasan dan penegakan hukum di pasar modal untuk menjaga integrasi pasar.
Advertisement
"Oleh karena itu investor maupun calon investor tidak perlu takut berinvestasi di pasar modal," kata Wimboh dalam sambutannya, di Jakarta, Senin (10/8/2020).
Wimboh mengatakan, untuk memberikan proteksi bagi investor maupun calon investor pihaknya terus berupaya meningkatkan awareness investor akan kualitas saham emiten yang ditransaksikan,OJK dan Self-Regulatory Organization (SRO) pasar modal.
Beberapa diantaranya dengan cara mengembangkanpapan khusus untuk mengakomodir perpindahan saham papan atas yang mengalami penurunan kelas dan perlu mendapatkan pengawasan dari otoritas.
"Ini melengkapi kebijakan notasi khusus yang disematkan kepada emiten yangmemiliki isu baik sisi kepatuhan maupun emiten yang mendapatkan perhatiankhusus," jelas dia.
Ke depan, OJK juga menekankan pentingnya adanya market maker untukmeningkatkan likuiditas perdagangan, dan mempersempit celah untuk menggoreng saham. Sehingga pasar modal Indonesia menjadi lebih kredibel.
"Kami harap, percepatan reformasi di pasar modal ini dapat membangun ekosistem pasar modal yang teratur, wajar, efisien serta bisa melindungi investor dan membangun kepercayaan investor dan pelaku industri atas industri pasar modal Indonesia," tandas dia.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020
Saksikan video pilihan berikut ini:
Rayakan Ulang Tahun ke 43 Pasar Modal, BEI Luncurkan e-IPO
Sebelumnya, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin, 10 Agustus 2020 merayakan hari ulang tahun atau peringatan 43 tahun diaktifkannya kembali pasar modal Indonesia.
Pada kesempatan tersebut, Direktur Utama BRI Inarno Djajadi menyampaikan, pihaknya pada hari ini juga akan meluncurkan sejumlah program strategis. Salah satunya sistem penawaran umum elektronik atau e-IPO.
"Alhamdulillah pada hari ini kita juga akan meluncurkan serangkaian program strategis. Antara lain adalah sistem penawaran umum elektronik atau e-IPO, peluncuran indeks IDX Quality 30, peluncuran IDX virtual trading," tuturnya dalam sesi teleconference, Senin (10/8/2020).
"Kemudian kita juga kita luncurkan e-proxy, dan terakhir roadmap pengembangan pasar modal syariah," dia menambahkan.
Lebih lanjut, Inarno coba menceritakan kilas balik pasar modal Indonesia yang sempat suram kala masa awal penyebaran pandemi Covid-19. Dia mengatakan, indeks harga saham gabungan (IHSG) sempat menyentuh titik terendah pada 24 Maret 2020, yakni pada posisi 3.973 atau turun -37,5 persen dibanding sesi penutupan 2019.
"Namun pada Jumat 7 Agustus 2020, IHSG bisa dapat kembali meningkat ke level 5.143 atau naik 30,6 persen sejak level terendah," kata Inarno.
Advertisement