Liputan6.com, Lebanon Sahar Fares, seorang paramedis, merupakan satu dari 150-an korban tewas akibat ledakan dahsyat yang meratakan sebagian besar Pelabuhan Beirut, Lebanon. Tragedi itu juga melukai lebih dari 5.000 orang serta menghancurkan ratusan ribu tempat tinggal.
Sebelum meninggal, gadis berusia 27 tahun itu telah berencana menikah dengan tunangannya, Gilbert Karaan pada 2021. Namun ternyata semuanya tidak berjalan sesuai rencana.
Advertisement
Melansir dailypress.com, Senin (10/8/2020), Gilbert Karaan dan keluarga Fares mengadakan pesta pernikahan sebagai bentuk penghormatan terakhir terhadap Sahar Fares pada hari pemakamannya, Kamis 6 Agustus. Lantunan seruling ditiupkan seirama dengan genderang saat keluarga dan teman-teman melemparkan beras dan kelopak bunga.
Sementara para musikus dengan gaun putih bersulam emas memainkan alat musiknya, sejumlah petugas pemadam kebakaran berseragam membawa peti mati putih Sahar Fares ke mobil jenazah yang menunggu.
Tunangannya, Karaan, bersandar di bahu seorang kerabat, menangis saat melambaikan tangan untuk terakhir kalinya dan memberikan ciuman terakhir padanya.
"Semua yang Anda inginkan hadir telah hadir kecuali Anda dalam gaun pengantin putih," kata Karaan dalam unggahannya di media sosial.
"Kamu mematahkan-ku. Cintaku, kamu menghancurkan hatiku. Hidup tidak memiliki arti sekarang setelah kamu pergi."
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini
Detik-Detik Sebelum Ledakan
Fares menelepon Karaan pada Selasa 4 Agustus malam untuk memberitahukan kepadanya bahwa sebuah kebakaran telah menghabiskan gudang di Pelabuhan Beirut. Sebelum ledakan terjadi, tidak ada yang membutuhkan perhatian medis, jadi dia duduk di dalam mobil pemadam kebakaran, mengamati rekan-rekannya saat mereka berjuang untuk memadamkan api.
Saat raungan api semakin kencang, dia turun dari truk, mengangkat ponselnya untuk memberi tahukan Karaan pemandangan seperti apa yang terjadi di sana. Tampak seperti kembang api yang menyala, kilau merah dan perak di dalam asap tebal.
Karaan berkata bahwa Fares merasa suara kebakarannya aneh, tidak seperti yang pernah dia dan timnya temui.
Dia memohon pada Karaan bahwa ia ingin ikut dengan timnya dan dia melakukannya, tetapi terlambat. Gambar terakhir yang dilihat oleh Karaan tentang tunangannya adalah sepatunya yang terempas di trotoar saat dia mencari keselamatan. Dan kemudian ledakan terjadi.
"Pengantinku yang cantik. Pernikahan kami akan diadakan pada 6 Juni 2021," tulisnya pada Rabu 5 Agustus dalam unggahannya, disertai dengan foto dirinya yang berpose bangga dengan seragam paramedisnya.
"Aku mencintaimu, mencintaimu dan akan selalu mencintaimu, sampai aku bersatu kembali denganmu di mana kita akan melanjutkan perjalanan kita bersama," imbuhnya lagi.
Advertisement
Gadis Mandiri
Dibesarkan di desa Al Qaa, di Lebanon utara, berbatasan dengan Suriah dan menempuh pendidikan sebagai perawat, Fares memutuskan pada 2018 untuk memasuki dinas sipil.
Menurut keterangan kerabatnya, dia mendambakan stabilitas pekerjaan dan manfaat sosial dari karier pemerintahan setelah dia dan dua saudara perempuannya menyaksikan ayahnya, seorang tukang las alumunium, dan ibunya, seorang guru sekolah, berjuang untuk memenuhi kebutuhan.
Setiap kematian adalah tragedi yang unik dan tak terduga, tetapi kisah Fares, yang telah menyebar di media sosial, menarik perhatian dan sakit hati banyak orang Lebanon.
Sebagai seorang putri yang mandiri dari keluarga yang sederhana, dia telah berhasil masuk ke dunia Brigade Pemadam Kebakaran Beirut yang hampir semuanya laki-laki, mengabdikan dirinya untuk melayani masyarakat dan berencana untuk membangun sebuah keluarga sendiri.
Reporter: Vitaloca Cindrauli SItompul