Cegah Droplet Penularan COVID-19 Lebih Efektif dengan Masker dan Tisu

Pemerintah dan sejumlah pakar menginisiasi kampanye gerakan pakai masker secara masif. Hal ini guna mencegah penularan COVID-19 yang masih mengintai di Indonesia.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 10 Agu 2020, 17:00 WIB
Ilustrasi Penggunaan Masker Kain Credit: pexels.com/August

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah dan sejumlah pakar menginisiasi kampanye gerakan pakai masker secara masif. Hal ini guna mencegah penularan COVID-19 yang masih mengintai di Indonesia.

Salah satu tujuan inisiatif gerakan pakai masker ini bukan hanya digaungkan agar semua orang menggunakan masker di tempat umum, namun juga agar masyarakat mengetahui bagaimana penggunaan masker yang tepat seperti misalnya melepas masker dan tidak menurunkan masker di dagu.

Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito mengatakan saat ini kondisi Corona di Indonesia cenderung relatif meningkat dari sebelumnya. Meski demikian ia mencatat ada beberapa provinsi yang selalu di atas atau memiliki angka COVID-19 yang tinggi.

"Dari 216 negara yang terinfeksi COVID-19, Indonesia memiliki angka kasus rata-rata 451 per 1 juta penduduk. Ini relatif tidak buruk, namun tetap perlu waspada dengan 3M (Memakai Masker, Menjaga Jarak dan Mencuci tangan di air mengalir)," katanya saat diskusi publik yang disiarkan langsung Minggu (9/8) di laman YouTube BNPB.

Untuk meningkatkan efektivitas masker, lanjut Wiku, ada beberapa syarat yang sebenarnya sudah banyak diketahui. Seperti misalnya, memperhatikan bahan masker yang memiliki kemampuan filtrasi yang baik, seperti katun 3 lapis, namun tidak mengganggu pernapasan sehingga tidak mengganggu pengguna. Selebihnya, masker harus menutupi bagian hidung, mulut dan dagu.

"Sebenarnya Indonesia telah memiliki inovasi pembuatan masker kain dengan filtrasi di atas 95 persen tapi penggunanya masih bisa bernapas. Namun saat ini masker yang dirpoduksi sedang menuju standar internasional dulu," terangnya.

 

 

Simak Video Berikut Ini:


Kata Sosiolog

(c) Shutterstock

Selanjutnya, Sosiolog Universitas Indonesia Imam Prasodjo menekankan pentingnya penggunaan tisu pada masker kain. "Ini menjadi penting karena tisu dapat menampung percikan, dibuang," jelasnya.

"Penggunaan masker kain bisa lebih baik dari masker bedah asalkan ada tisu sehingga 3 lapis. Dalam dan luar kain, luar tisu," katanya.

Sementara itu, Suryo Pratomo dari tim komunikasi publik satgas percepatan penanganan COVID-19 mengatakan, gerakan pakai masker ini akan secara masif digalakkan di daerah dan akan dimulai pada 17 Agustus mendatang bertepatan dengan Dirgahayu Republik Indonesia.

"Ini bentuk ikhtiar kita selain vaksin. Sebab ternyata masyarakat yang tahu fungsi masker tapi banyak yang tidak melakukan, tidak disiplin, abai dan bahkan mendatangi kerumunan," ungkapnya.

Harapannya, kata dia, menggunakan masker ini dapat menjadi lifestyle sehingga Indonesia bisa aman dari COVID-19. Kampanye ini juga akan dibarengi dengan gerakan menjaga jarak aman dan mencuci tangan yang akan dilaksanakan hingga Desember mendatang.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya