Donald Trump Minta Penyelidikan Ledakan di Beirut Lebanon Dilakukan Secara Transparan

Donald Trump pada 9 Agustus meminta Lebanon untuk melakukan "penyelidikan penuh dan transparan" terhadap kasus ledakan besar yang melanda Beirut.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 10 Agu 2020, 16:34 WIB
Presiden AS Donald Trump (AP PHOTO)

Liputan6.com, Washington D.C- Presiden Amerika Serikat Donald Trump meminta Lebanon untuk melakukan "penyelidikan penuh dan transparan" terhadap kasus ledakan dahsyat yang melanda Beirut. Ia juga menyatakan dukungannya untuk protes yang menuntut reformasi di Lebanon.

Berdasarkan keterangan dari Gedung putih, Donald Trump "mendesak Pemerintah Lebanon untuk melakukan penyelidikan penuh dan transparan, di mana Amerika Serikat siap membantu," seperti dikutip dari AFP, Senin (10/8/2020).

Donald Trump menyampaikan desakannya dalam konferensi virtual tentang tanggapan internasional terhadap ledakan di Beirut.

Dalam pernyataannya, Gedung Putih juga menambahkan, "Presiden menyerukan ketenangan di Lebanon dan mengakui seruan sah dari pengunjuk rasa damai untuk transparansi, reformasi, dan akuntabilitas."

Sementara itu, di hari yang sama, Militer Lebanon mengatakan bahwa harapan telah menipis untuk menemukan korban selamat di lokasi ledakan,setelah beberapa hari operasi pencarian dan penyelamatan.

Saksikan Video Berikut Ini:


Desakan Penyelidikan Internasional

Sebuah kapal besar yang hancur setelah ledakan besar di pelabuhan Kota Beirut, Lebanon (5/8/2020). Dua ledakan besar melanda pelabuhan Beirut, menewaskan sedikitnya 78 orang dan ribuan luka-luka. (AFP Photo/STR)

Ledakan besar yang melanda pelabuhan Beirut telah menghancurkan sebagian besar ibu kota Lebanon.

Insiden tersebut juga telah menewaskan lebih dari 150 orang dan melukai sekitar 6.000 orang.

Menurut sebagian besar otoritas Lebanon, ledakan itu dipicu oleh kebakaran di gudang pelabuhan, yang juga merupakan lokasi ditempatkannya amonium nitrat, bahan kimia yang dapat digunakan sebagai pupuk atau bahan peledak. 

Selain itu, bahan kimia tersebut juga diketahui telah berada di gudang itu selama bertahun-tahun.

Para pemimpin dunia, organisasi internasional, dan publik Lebanon telah banyak mendesak untuk diadakannya penyelidikan internasional. Tetapi, Presiden Lebanon Michel Aoun menyebutkan bahwa penyelidikan semacam itu "buang-buang waktu."

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya