Kisah Heroik di Balik Foto Viral Perawat Gendong 3 Bayi Saat Ledakan Beirut

Ledakan dahsyat meluluhlantakkan pelabuhan Beirut, Lebanon, pada 4 Agustus.

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Agu 2020, 16:03 WIB
Perawat RS di Beirut Pamela Zeinoun menyelamatkan 3 bayi saat tragedi ledakan Lebanon. (Xinhua/Bilal Jawich)

Liputan6.com, Jakarta Ledakan dahsyat meluluhlantakkan pelabuhan Beirut, Lebanon, pada 4 Agustus. Mendengar ledakan besar itu, Bilal Jawich, seorang fotografer di Beirut yang bekerja untuk Xinhua, langsung melompat ke sepeda motornya dan bergegas menuju pelabuhan, mengikuti arah kepulan asap yang membubung tinggi di langit.

Dalam perjalanannya ke pelabuhan, Jawich menyempatkan diri melihat ke dalam Rumah Sakit Al Roum yang rusak parah akibat ledakan tersebut. Di rumah sakit itu, dia mengabadikan foto seorang perawat yang kemudian membuat dunia tersentuh.

Dalam foto tersebut, seorang perawat muda tampak mendekap tiga bayi yang baru lahir, sambil melakukan panggilan telepon.

"Saat itu, situasi di rumah sakit sangat kacau, ada jenazah dan orang-orang yang terluka di lantai, banyak yang histeris, mereka mendatangi saya dan terus bertanya 'Apa yang terjadi? Apa yang terjadi?'" tutur Jawich yang kala itu perhatiannya tertuju pada seorang perawat.

"Dia begitu tenang seolah dia punya kekuatan tersembunyi," katanya.

Foto itu menjadi viral di internet dan banyak warganet memuji perawat itu sebagai pahlawan.

Dia adalah Pamela Zeinoun. Perawat berusia 26 tahun itu menuturkan kepada Xinhua bahwa dirinya sempat tak sadarkan diri akibat ledakan di Beirut, dan setelah membuka matanya, dia bergegas ke inkubator untuk menyelamatkan para bayi yang baru lahir itu dari puing-puing.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Keluar dari Reruntuhan Rumah Sakit

Petugas penyelamat dan keamanan bekerja di lokasi ledakan besar di Beirut, Lebanon, Rabu (5/8/2020). Ledakan yang mengakibatkan puluhan orang tewas dan ribuan lainnya terluka tersebut meratakan pelabuhan dan merusak bangunan di seluruh Beirut. (AP Photo/Hussein Malla)

Zeinoun mengaku tengah mencoba menghubungi orangtuanya ketika foto itu diambil. "Saya ingin memberi tahu mereka saya selamat dan tidak bisa pulang cepat," kenangnya, tetapi panggilan tersebut gagal.

Setelah itu, dia keluar dari reruntuhan rumah sakit bersama tiga bayi yang digendongnya.

"Saya menggendong mereka, berlari ke jalan, dan mencoba mencari rumah sakit lain yang bisa melindungi bayi-bayi itu. Saat itu benar-benar sulit," ungkap Zeinoun, melanjutkan bahwa ada beberapa orang yang bahkan rela melepaskan pakaian mereka untuk menjaga bayi-bayi tersebut agar tetap hangat.

"Sepanjang waktu saya menghitung kepala mereka untuk memastikan mereka masih ada," tuturnya.

Dia pun berhasil membawa bayi-bayi tersebut ke rumah sakit lain, dan hingga kini ketiga bayi itu selamat dan sehat.

"Saya harus melindungi mereka, mereka di bawah tanggung jawab saya," kata Zeinoun. 


150 Lebih Korban Tewas

Asap hitam mengepul dari lokasi ledakan yang menghantam pelabuhan Beirut, Lebanon, Selasa (4/8/2020). Ledakan dahsyat yang sedikitnya 73 orang dan ribuannya lainnya terluka itu meratakan hampir seluruh bangunan di sekitar Pelabuhan dan menyebabkan bangunan luluh lantak. (AP Photo/Hussein Malla)

Ledakan besar yang melanda pelabuhan Beirut telah menghancurkan sebagian besar ibu kota Lebanon.

Insiden tersebut juga telah menewaskan lebih dari 150 orang dan melukai sekitar 6.000 orang.

Menurut sebagian besar otoritas Lebanon, ledakan itu dipicu oleh kebakaran di gudang pelabuhan, yang juga merupakan lokasi ditempatkannya amonium nitrat, bahan kimia yang dapat digunakan sebagai pupuk atau bahan peledak. 

Selain itu, bahan kimia tersebut juga diketahui telah berada di gudang itu selama bertahun-tahun.

Para pemimpin dunia, organisasi internasional, dan publik Lebanon telah banyak mendesak untuk diadakannya penyelidikan internasional. Tetapi, Presiden Lebanon Michel Aoun menyebutkan bahwa penyelidikan semacam itu "buang-buang waktu."

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya