Perangi Trump, Miliarder Internet Ini Sumbang USD 170 Juta untuk Jurnalistik

Miliarder Internet Craig Newmark tercatat telah menggelontorkan dana hingga USD 170 juta untuk jurnalisme

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 10 Agu 2020, 21:15 WIB
Seorang wanita mengambil koran lokal yang melaporkan kemenangan Presiden AS terpilih Donald Trump di Christchurch, Selandia Baru (10/11). (AFP/ Mark Ralston)

Liputan6.com, Jakarta - Miliarder Internet Craig Newmark tercatat telah menggelontorkan dana hingga USD 170 juta untuk jurnalisme, sebuah bidang yang dianggapnya rawan tindak kejahatan. Uang bernilai besar tersebut dikeluarkan untuk memerangi pelecehan terhadap jurnalis hingga keamanan siber.

Pendiri situs internasional Craigslist ini menjunjung kebebasan pers sebagai bagian dari paham demokrasi yang dianut Amerika Serikat. Oleh karenanya, ia mengapresiasi koresponden Fox News Chris Wallace yang berani membantah Presiden Donald Trump, yang mengklaim tingkat kematian akibat Covid-19 di Negeri Paman Sam sebagai salah satu terendah di dunia.

Newmark mulai berpikiran akan peran vital pers ketika dirinya duduk di bangku sekolah menengah atas pada 1970. Dalam hal ini, ia berterimakasih kepada guru sejarahnya.

"Guruku mengajarkan bahwa pers yang dapat dipercaya merupakan sistem kekebalan pada demokrasi," terang Newmark seperti dikutip Forbes, Senin (10/8/2020).

Paham tersebut terus dipegangnya, dan berpuncak pada 2016 ketika Donald Trump memenangkan pemilu Amerika Serikat. Pada saat itu, ia menilai sistem kekebalan demokrasi Negeri Paman Sam butuh bantuan.

Sejak saat itu, pengabdian terbesarnya seakan berpindah pada dunia jurnalisme. Pada Juni 2018, Newmark menyumbangkan USD 20 juta kepada CUNY Graduate School of Journalism, yang kemudian mengubah namanya menjadi Craig Newmark Graduate School of Journalism.

** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020


Februari 2019

Tumpukan koran yang dijual di Srilangka menampilkan berita utama mengenai kemenangan Donald Trump setelah menang pada pemilihan presiden AS, Srilangka (10/11). (AFP/S.Kodikara)

Pada Februari 2019, ia kembali memberikan donasi lainnya sebesar USD 10 juta kepada Columbia Journalism School. Pemberian itu dilakukan guna merilis pusat studi baru untuk etika dan keamanan jurnalisme.

Namun donasinya sempat menjadi sorotan pada September 2018, ketika Newmark menghibahkan dana USD 20 juta untuk mendanai pembentukan organisasi berita nirlaba The Markup. Media tersebut didirikan untuk menjadi corong investigasi tentang bagaimana Big Tech mempengaruhi kehidupan sehari-hari di Amerika.

Kekisruhan mulai terjadi ketika ada aksi pemecatan kepada pemimpin redaksi, Julia Angwin, yang menuduh adanya permainan di dalam tim. Setelah pemecatan Angwin, staf editorial mengundurkan diri secara massal sebelum situs web diluncurkan.

Sejumlah jurnalis juga percaya bahwa Newmark telah merampas pendapatan ratusan juta dolar dari surat kabar. Merujuk pada data milik News Media Alliance, pendapatan media cetak sekitar 35,6 persennya berasal dari iklan baris di halamannya.

Kasus ini telah menjadi perhatian Analis Media Thomas Baekdal, yang menunjukan bahwa sirkulasi surat kabar telah menurun jauh sebelum Craigslist muncul dengan berita kabelnya.

Baekdal juga berpendapat, Craigslist hanyalah salah satu dari ribuan marketplace online yang mengambil alih pendapatan iklan dari surat kabar. Menurutnya, masih ada beberapa perusahaan lain seperti eBay dan Autotrader.com yang juga memiliki bisnis seperti usahanya Newmark.

"Saya pikir dunia tidak akan berubah seandainya Craigslist tidak pernah diciptakan juga," ujar Baekdal menanggapi komentar New York Times yang menyebut Newmark sebagai musuh koran.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya