Qualcomm Bujuk Pemerintah AS untuk Bisa Jual Chip ke Huawei

Qualcomm dilaporkan akan melobi pemerintah Amerika Serikat (AS) agar bisa menjual chip ke Huawei.

oleh Andina Librianty diperbarui 12 Agu 2020, 10:00 WIB
Huawei (Foto: Huawei)

Liputan6.com, Jakarta - Qualcomm dilaporkan akan melobi pemerintah Amerika Serikat (AS) agar bisa menjual chip ke Huawei. Perusahaan melihat peluang dengan rencana Huawei menghentikan produksi chip Kirin karena sanksi pemerintah AS.

Dilansir dari GSM Arena, Rabu (12/8/2020), Qualcomm dilaporkan menyebut Huawei pada akhirnya akan dapat memperoleh hardware untuk membuat ponsel 5G dalam waktu dekat. Untuk bisa melakukannya, Huawei kemungkinan akan menjalin kerja sama dengan produsen chip non-AS seperti Samsung dan MediaTek.

Huawei sendiri dilaporkan akan menjalin kerja sama dengan MediaTek pada 2020. Qualcomm akan kehilangan sekira USD 8 miliar setahun, jika tidak mendapatkan kesempatan tersebut.

Qualcomm dan Huawei sebelumnya sudah pernah bekerja sama. Qualcomm menyediakan chip untuk beberapa ponsel low-end dan mid-range Huawei, tapi tidak pernah untuk high-end smartphone.

Huawei sebelumnya mengatakan seri Mate 40 akan menjadi smartphone terakhir perusahaan yang menggunakan Kirin.


Huawei akan Setop Produksi Chipset Kirin Karena Tekanan AS

Huawei Mate 20 Pro (Foto: Andina Librianty/Liputan6.com)

Huawei juga dilaporkan akan menghentikan produksi chip Kirin pada bulan depan. Informasi ini diberitakan oleh majalah keuangan Caixin pada akhir pekan lalu.

Dituliskan Caixin, penyebab Huawei akan menyetop produksi Kirin adalah tekanan AS atas pertumbuhan bisnis perusahaan teknologi Tiongkok itu.

Mengutip laman Reuters, tekanan AS kepada mitra penyuplai Huawei membuat divisi chip Kirin Huawei, HSilicon, kesulitan membuat komponen vital smartphone tersebut.


Pernyataan Pihak Huawei

Rencana penghentian produksi Kirin ini diungkapkan CEO Huawei Consumer Business Unit Huawei, Richard Yu, saat memperkenalkan smartphone terbaru, Mate 40.

"Mulai 15 Desember dan seterusnya, prosesor Kirin andalan kami tak dapat diproduksi. Chipset yang didukung AI ini juga tak dapat diproses, ini adalah hal yang sangat merugikan bagi kami," kata Yu, seperti diberitakan Caixin.

Divisi chipset Huawei HiSilicon bergantung pada perusahaan software AS seperti Cadence Design System Inc atau Synopsys Int untuk merancangnya, lalu menyerahkan proses produksi ke Taiwan Semiconductor Manufacturing Co (TSMC) yang menggunakan peralatan dari perusahaan AS.

Pihak Huawei menolak untuk memberikan komentar atas laporan Caixin. TSMC, Cadence, dan Synopsys pun belum memberikan respons ketika dimintai komentar.

(Din/Why)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya