Liputan6.com, Moskow - Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan negaranya sudah mendaftarkan vaksin Virus Corona COVID-19 sebagai yang pertama di dunia. Vaksin itu diberi nama Sputnik V.
Ucapan Putin menimbulkan polemik, sebab vaksin Rusia lebih cepat selesai ketimbang vaksin Universitas Oxford, vaksin Moderna, bahkan berbagai vaksin China saja masih diteliti.
Baca Juga
Advertisement
Ternyata, vaksin buatan Rusia ini melompati tahap uji klinis vaksin Fase 3. Pakar vaksin menyebut keputusan Rusia sangat berisiko.
"Saya pikir ini sangatlah menakutkan. Ini benar-benar berisiko," ujar Daniel Salmon, direktur Institut Keselamatan Vaksin di Johns Hopkins University, seperti dikutip The New York Times, Rabu (12/8/2020).
Ia menyebut Fase 3 diperlukan agar mengetahui apakah vaksinnya berbahaya ke manusia atau tidak.
Virologis dari Weill Cornell Medical College di New York City, John Moore, bahkan lebih tegas mengkritik pengumuman Vladimir Putin. Ia menyebut Putin hanya berbicara politik.
"Ini semua luar biasa bodoh," ujarnya. "Putin tidak punya vaksin, ia hanya membuat pernyataan politik."
Di berbagai negara, tes vaksin Fase 3 melibatkan ribuan sukarelawan. Mereka lantas dibagi menjadi orang yang mendapat vaksin COVID-19 dan tidak mendapat vaksin COVID-19 (atau kelompok kontrol).
Hasilnya bisa dibilang sukses jika orang yang mendapat vaksin COVID-19 lebih kebal terhadap COVID-19 ketimbang kelompok kontrol.
Vaksin dari berbagai negara sedang berada di Fase 3. Peneliti Rusia belum melakukannya, tetapi Vladimir Putin sudah mengumumkan.
Pakar penyakit menular dari Universitas Florida, Natalie Dean, juga ragu terhadap kecepatan vaksin COVID-19 buatan Rusia. Sebelumnya, Natalie Dean sudah memperingatkan agar jangan buru-buru saat menguji vaksin.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Sputnik V Jadi Nama Vaksin COVID-19 Buatan Rusia
Rusia telah menamai vaksin Virus Corona COVID-19 yang baru mereka kembangkan dan daftarkan, yaitu "Sputnik V."
Pengumuman tentang nama vaksin Virus Corona COVID-19 itu disampaikan oleh pimpinan dana investasi Rusia, menyusul klaim negara tersebut yang menyatakan bahwa mereka telah menjadi pertama yang mengembangkan vaksin.
Dikutip dari AFP, uji coba Fase 3 akan dimulai pada 12 Agustus, menurut Kirill Dmitriyev, Kepala Dana Investasi Langsung Rusia yang mendanai proyek vaksin. Sementara untuk produksi industri, diharapkan mulai pada bulan September mendatang.
"Kami telah melihat minat yang besar pada vaksin Rusia yang dikembangkan oleh Institut Gamaleya dari luar negeri," papar Kirill Dmitriyev, dan menambahkan bahwa "aplikasi permintaan awal untuk lebih dari satu miliar dosis" vaksin telah diterima dari 20 negara.
Selain itu, ia juga mengatakan bahwa bersama mitra asing, Rusia siap memproduksi 500 juta dosis vaksin Virus Corona COVID-19 per tahun di lima negara.
Advertisement