Harga Aset Kripto di Bidang Kesehatan Melesat Saat Masa Pandemi

Aset kripto bidang bisnis kesehatan, LYFE, mengalami kenaikan harga 200 persen di masa pandemi corona.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Agu 2020, 23:12 WIB
Aplikasi perdagangan aset kripto, SnapEx

Liputan6.com, Jakarta - Aset kripto LYFE mengalami kenaikan harga 200 persen di market INDODAX, platform bursa aset kripto di Indonesia. LYFE merupakan aset kripto yang berasal dari dalam negeri yang menangani bidang bisnis kesehatan, Internet of Things (IoT) dan blockchain.

CEO Indodax Oscar Darmawan mengatakan, kenaikan harga tersebut menambah deretan cryptocurrency yang mencatatkan performa fantastis dalam waktu satu hari.

Harga LYFE di market INDODAX tercatat melonjak mencapai Rp644. Sehari sebelumnya harga LYFE hanya berada di Rp 200. LYFE yang merupakan aset kripto yang berasal dari dalam negeri juga seakan tidak mau kalah dengan crypto luar negeri.

“Sebelumnya selain Bitcoin yang dikenal masyarakat umum sekarang ada Aurora dari China, Dogecoin atau DOGE dari Amerika Serikat dan lainnya yang mengalami peningkatan harga fantastis dalam kurun waktu satu hari. LYFE, aset kripto dalam negeri juga mencatatkan performa yang luar biasa hanya dalam satu malam,” kata Oscar Darmawan, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (12/8/2020).

Oscar Darmawan mengungkapkan, kenaikan crypto di Indodax selalu bergantian. Jika melihat trennya, rata-rata semua crypto pernah mengalami kenaikan lebih dari 100 persen dalam beberapa bulan ini.

Menurutnya, wajar bila LYFE mengalami peningkatan harga. Karena LYFE merupakan perusahaan yang membidangi kesehatan, internet of things dan blockchain. Salah satu produk mereka adalah layanan kesehatan dimana permintaan terhadap layanan ini meningkat di tengah wabah COVID-19.

CEO LYFE Indra Darmawan menjelaskan, LYFE merupakan proyek di bidang kesehatan yang memadukan penggunaan beberapa teknologi yaitu IoT, telemedicine dan blockchain. Masing-masing teknologi tersebut adalah teknologi yang mutakhir.

“Untuk mendapatkan technological advantage di industri kesehatan, kami harus mensinkronkan dan menggunakan semua teknologi tersebut. Karena sifat dari industri kesehatan yang sangat ketat dalam hal regulasi, kompetisi, dan adopsi di lapangan. Market Indonesia juga menarik dan memiliki potensi besar,” katanya.

 

** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Layanan Kesehatan

Dokter menggunakan APD akan memeriksa gigi pasien anak di klinik Medikids kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Selasa (7/7/2020). Pelayanan dokter gigi dengan menggunakan APD lengkap untuk memenuhi protokol kesehatan guna mencegah penyebaran covid-19 di era kenormalan baru. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Di tengah wabah COVID-19, LYFE hadir di garis depan untuk memberikan layanan kepada masyarakat Indonesia. LYFE juga menjalin kerja sama dengan DokterSehat.com, salah satu portal kesehatan dan telemedicine terbesar yang resmi bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan, BNPB, dan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19.

Selain itu, salah satu produk yang dikembangkan adalah Lyfe Watch. Jam tangan pintar dalam negeri tersebut merupakan jam tangan pembayaran pertama di Indonesia, yang merupakan hasil kerja sama dengan Bank BNI di Indonesia. Lyfe Watch terhubung dengan ekosistem Lyfe dimana pengguna dapat mengukur detak jantung dan mendapatkan motivasi untuk hidup lebih sehat.

Indra Darmawan berharap agar LYFE dapat terus melayani masyarakat Indonesia dengan mengedepankan teknologi mutakhir IoT, blockchain dan telemedicine. Sehingga masyarakat dapat terus hidup dengan kualitas kesehatan yang baik dan dengan kesejahteraan yang meningkat.

“Sejak didirikan, kami telah menjalin kerjasama strategis dan mengembangkan beberapa produk. Visi kami adalah untuk membantu meningkatkan kualitas dan pemerataan akses layanan kesehatan di Indonesia,” jelasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya