Dampak Ledakan Beirut, WHO Temukan Banyaknya Fasilitas Kesehatan Tak Berfungsi

WHO melaporkan bahwa ada banyak fasilitas kesehatan di Beirut, Lebanon yang tak berfungsi sebagai imbas dari ledakan yang terjadi.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 13 Agu 2020, 10:00 WIB
Seorang pria terluka menunggu bantuan di lokasi ledakan yang menghantam pelabuhan Beirut, Lebanon, Selasa, (4/8/2020). Ledakan besar mengguncang pusat kota Beirut, menghancurkan bangunan yang terletak beberapa ratus kaki jauhnya dari lokasi ledakan. (AP Photo/Hussein Malla)

Liputan6.com, Beirut - Kerusakan yang disebabkan oleh ledakan pada minggu lalu di Beirut terus menghambat perawatan kesehatan di ibu kota Lebanon itu.

Mengutip BBC, Kamis (13/8/2020), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menilai 55 fasilitas perawatan kesehatan di kota itu dan menemukan bahwa separuhnya "tidak berfungsi".

Dr Richard Brennan, direktur darurat regional WHO di Mediterania Timur, mengatakan bahwa mereka telah menilai 55 klinik perawatan kesehatan primer di Beirut.

Tiga rumah sakit besar harus ditutup dan tiga lagi harus mengurangi kapasitasnya setelah ledakan.

WHO juga memperingatkan bahwa di beberapa fasilitas, tindakan pencegahan COVID-19 tidak ditaati.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:


Prioritas WHO

Sebuah foto tergeletak di antara pecahan kaca di lantai Istana Sursock yang rusak berat pascaledakan di Beirut, Lebanon, 7 Agustus 2020. Setelah perang saudara 1975-1990 di negara itu, butuh 20 tahun pemulihan yang cermat bagi keluarga untuk mengembalikan istana ke kejayaannya (AP Photo/Felipe Dana)

WHO mengatakan prioritasnya adalah membuat rumah sakit dan klinik yang telah ditutup, aktif dan berjalan secepat mungkin. 

Dr Brennan mengatakan bahwa untuk memastikan pasokan sampai kepada mereka yang membutuhkan, WHO mendistribusikannya langsung ke fasilitas kesehatan yang telah diidentifikasi dalam penilaiannya sendiri.

Dia menekankan pentingnya memulihkan fasilitas kesehatan ke kapasitas penuh untuk merawat mereka yang terluka dan untuk menangani lonjakan kasus virus corona harian baru-baru ini.

Lebanon memiliki 7.121 kasus virus corona baru yang dikonfirmasi, menurut angka kementerian kesehatan yang dirilis pada hari Selasa. Sedangkan hingga kini, ada 87 kematian terkait dengan Virus Corona COVID-19.

Dr Brennan memuji tanggapan Lebanon terhadap pandemi tersebut, dengan mengatakan bahwa Lebanon telah melakukan "pekerjaan yang mengesankan" untuk mengatasinya.

Namun dia memperingatkan bahwa telah terjadi "peningkatan jumlah kasus sebelum ledakan". Dia menambahkan bahwa negara itu telah mencatat jumlah kasus harian tertinggi pada hari Selasa.

“Meski kita harus tetap merespon akibat ledakan, kita juga harus tetap waspada terkait COVID,” desaknya.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya